try to be new and everything must be better :)

Selasa, 20 Desember 2011

TAK ADA BATASAN PROFESI UNTUK SEBERAPA BESAR MENGABDI

bismillahhirrahmanirrahim....

sudah sekian lama nggak nulis di blog,hehe,alhamdulillah kali ini masih diberi kesempatan :)
kali ini aku ingin menuliskan suatu pelajaran penting yang aku dapat ketika awal-awal masuk ke dunia kampus.

apa yang aku jalani sekarang mungkin memang buka pilihan utamaku dulu. walaupun, aku sudah merancang sedemikian rupa planning hidupku, tapi jika ternyata ALLAH mempunyai rencana lain, mau apa?hehe, hanya ikhlas kuncinya.

Ya, "ikhlas". seperti itulah yang aku rasakan, mencoba menerima apa yang ada sekarang dan tetap mencoba untuk selalu menjalankannya dengan sungguh-sungguh. bukan hal mudah memang, tapi bukan berarti tidak bisa?hehe,menjadi seorang dokter adalah impianku. misiku dalam mencapai visi hidupku :)
menjadi dokter bukan dokter gigi,hehe
nggak jauh beda sih ya? cuma yang satu ada giginya, yang satu nggak,hahaha
kata orang sih emang nggak jauh beda, tapi bagiku dulu halitu sangat berbeda, mungkin dulu akumemang hanya memandang sebelah mata. menjadi seorang dokter gigi bagiku hal yang sanat 'tanggung'
mengapa? karena bagiku, kalo dokter gigi, bisanya cuma maslah gigi, sehingga ruang geraknya pu terbatas, ketika harus melakukan pengabdian kepada masyrakat juga pun akna terbatas, hanya seputar gigi dan mulut, padahal masalah klise kesehatan pada masyarakat adalah kesehatan secara umum dan menyeluruh.

tapi, alhamdulillah...mungkin ini juga jawaban ALLAH padaku. ALLAH mungkin ingin membukakan pikiranku selama ini. Mencoba mencintai profesi :)
awalnya sempat terbesit dalam pikiranku untuk kembali memepergunakan kesempatan di tahun depan, tapi melihat apa yang aku kerjakan sekarang di sini, aku kembali berpikir, benarkah aku harus masih mengejar impian utamaku dulu?
aku sudah menenmukan hidupku disini, banyak bertemu dan belajar dari orang-orang yang super :) insipiratif :),hal itu semakinmenguatkan aku ketika aku bertemu dengan beberapa dosen yang begitu super sekali :) dokter archadian, dokter ika dewi, dokter trianna, beliau-beliau lah yang kemudian semaki membukakan mataku, bahwa menjadi bagian dari profesi Dokter Gigi bukanlah hal yang salah. lewat beliau-beliau lah secara perlahanaku menjadi mantap dengan apa yang aku jalankan dan ternyata dahulu beliau pun juga merasakan hal yang sama, profesi dokter gigi menjadi pilihan kedua, bukan pilihan utama, tapi, ternyata jalan ALLAH begitu indah, justru dari profesi dokter gigi inilah belaiu dpat semakin berkembang dan semakin percaya bahwa tidak ada yang salah dengan dokter gigi :) terima kasih, dok :)

bukan hanya dosen yang membantuku untuk semakin emmebuka pikiranku, tapiALLAH juga mempertemukanku dengan orang-orang super lainnya, mbk zandy :)
aku belajar banyak dengan beliau, hal yang sama, sama-sama dirasakn, menjadi doker gigi bukan masuk pilihan utama, tetapi, lagi dan lagi rencana ALLAH begitu indah, mbk zandy bilang siapa yang tahu rencana ALLAH, justru malah ketka kita dibawa di tempat yang buka tujuan kita yang utama sesungguhnya, disitulah kamu akan berkembang, kamu akan menemukan hidup, love you, mbk zandy :')

ya, ini mungkin adalah cara ALLAH untuk menunjukkan padaku, bahwa tak ada yang salah dengan apa yang aku jalani sekarang. segala aktivitasku yang telah aku bangun disini, tak mungkin akan aku tinggalkan hanya demi mengingat egoku. jika maslahnay hanya soal ruang mengabdi yang terbatas, menurutku sekarang tidak, TIDAK ADA BATASAN PROFESI UNTUK SEBERAPA BESAR MENGADBI
bukan hanya dokter, tapiseluruh lapisan profesi pun bisa mengabdi, mengabdi sesuai apa yang dimilki,
terima kasih ALLAH, aku yakin masih ada banyak rahasi-rahasia indahMu untukku,
sampaikan aku sellau pada keamnfaatan, jauhkan dari kemudhorotan, beri sellau peringatan :)
ALLAHHU GHOYATUNA....

Minggu, 20 November 2011

layanan kesehatan indonesia vs luar negeri



Akhir-akhir ini sangat sering kita menjumpai beberapa masyarakat Indonesia yang memilih untuk berobat keluar negeri. Bahkan, menteri kesehatan kita pun juga berobat ke luar negeri. Sebagai, masyarakat yang awwam tentunya kita bertanya –tanya. Apakah pelayanan kesehatan dan kualitas dokter di Indonesia begiu rendah? Sehingga masyarakat Indonesia lebih memilih dan percaya kepada pelayanan kesehatan di luar negeri. Sebagai seorang Meneteri Kesehatan pula, bukankah seharusnya beliau cukup bertanggung jawab akan perkembangan Pelayanan Kesehatan Indonesia? Bukankah beliau juga seharusnya tahu betul akan kualitas pelayanan dan dokter Indonesia? Jika beliau saja yang diangggap paling tahu lebih memilih luar negeri sebai tempat beliau berobat, berarti apa ada yang salah dengan pelayanan kesehatan di negara kita ini? Atau keputusan bu Menteri untuk berobat ke luar negeri merupakan rujukan dari sang dokter? Entahlah, kita hanya bisa berprasangka dan menduga-duga saja.
Secara kasat mata jika kita melihat bentuk pelayanan kesehatan di Indonesia ini, kita cukup mengelus dada. Kita patut prihatin dengan kondisi ini. Seberapa sering sekarang kita mendengar dan melihat di televisi kasus Rumah Sakit yang tak jarang memberikan pelayanan kesehatan buruk bagi masyarakat. Ingat kasus Prita? Itu bisa menjadi salah satu bentuk contoh akan cerminan pelayanan kesehatan di Indonesia. Di kota-kota yang notabene adalah kota-kota besar saja bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan masih sangat sering tidak memuaskan pelanggan. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa ketidakpuasan itu lebih sering kita temui pada Rumah Sakit yang notebene pula adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah? Seharusnya jika itu Rumah Sakit Umum milik Pemerintah harus sebisa mungkin bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, bukan sebaliknya. Kondisi Rumah Sakit di Indonesia ini juga tidak bisa tersebar secara merata di berbagai daerah. Lihat saja Rumah Sakit yang berada di Kabupaten atau daerah. Kondisi yang ada semakin membuat kita untuk mengelus dada. Di daerah saya sendiri, Kabupaten Rembang, kondisi pelayanan kesehatan yang ada masih jauh dikatakan dari baik. Jumlah tenaga medis sangat terbatas, dokter yang bertugas di sana sangat sedikit jumlahnya, bahkan dulu saya pernah menemui dokter yang dulu ketika saya kecil menangani saya, sampai sekarang masih menangani adik saya yang padahal itu sudah lebih dari 13 tahun yang lalu. Kondisi fisik beliau pastilah sudah berbeda. Beliau seharusnya sudah bisa beristirahat, namun karena terbatasnya jumlah dokter di sana, maka beliau tetap harus bekerja di Rumah Sakit itu. Kondisi rawat inap yang ada juga tidak bisa kita katakan layak. Bahkan, untuk ruang kelas VIP sekalipun. Apalagi, kelas yang berada di bawahnya? Penanganan yang cukup lama terhadap pasien. Sering kali di daerah saya dokter salah penanganan terhadap seorang pasien yang tentunya hal itu sangat merugikan sang pasien. Terlebih lagi Rumah Sakit di daerah saya hanya ada satu Rumah Sakit. Hal itu tentu tidak sebanding dengan jumlah warga yang ada dan inilah yang menjadi salah satu faktor juga yang menyebabkan kondisi Pelayanan Kesehatan yang tidak baik.
Berdasar pada salah satu informasi yang saya dapatkan di Internet, ada beberapa alasan mengapa Pelayanan Kesehatan di Indonesia belum bisa dikatakan baik. Hal itu dapat kita lihat dalam tiga kaca masalah. Yang pertama adalah siakp tenaga kesehatan kurang ramah, komunikatif, dan profesional, sehingga pelayanan kesehatan tidak tepat sasaran. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan frekuensi senyum, latihan komunikasi terutama dalam anamnesa pasien, dan belajar berpikir kritis dari kasus-kasus kesehatan.
Sedangkan yang kedua adalah kondisi ruang tunggu yang kurang nyaman. Hal ini bisa diatasi dengan menciptakan ruang tunggu yang bersih (dibersihkan pagi dan sore), menyediakan majalah atau bacaan lain agar pasien tidak bosan. Saya sangat sering melihat banyaknya pasien-pasien yang terlantar di teras-teras Rumah Sakit. Pernah suatu ketika saya mencoba bertanya kepada salah satu pasien. Saya menanyakan mengapa mereka berada di teras-teras seperti ini? Mereka pun menjawab bahwa sejatinya mereka sedang menunggu pihak Rumah Sakit menanganinya. Sudah hampir dari satu minggu mereka belum mendapat penanganan, padahal penyakit yang mereka derita cukup parah dan itu tidak hanya ada pada satu dua pasien, tetapi lebih dari itu. Sangat miris melihat kenyataan seperti itu. Lamanya waktu pemeriksaan laboratorium juga menjadi alasan mengapa kondisi pelayanan kesehatan di negara kita belum bisa dikatakan baik. Hal ini mungkin dapat diatasi dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan skill petugas laboratorium.
Profesionalitas tenaga medis di Indonesia sebenarnya tak ckup perlu diragukan. Indonesia memilki dokter-dokter yang cukup handal. Kita lihat saja, ketika masa studi, ketika kita memilih luar negeri sebagai tempat kita studi, pada saat kerjanya nanti kita tidak bisa langsung praktek kerja di Indonesia. Ada beberapa test yang harus kita jalani, karena memang di Indonesia untuk profesi dokter kita mempunyai indikator sendiri di mana setiap calon dokter harus bisa melampaui indikator tersebut. Namun, perlu digaris bawahi, kejadian malpraktek yang saat itu pernah sering kita dengar, bisa menjadi kritikan tajam bagi para dokter Indonesia. Dokter Indonesia adalah dokter handal. Jika dikatakan dokter kita cukup profesional, mengapa masih ada tindak malpraktek? Inilah PR bagi Perguruan Tinggi. Ketika dibuka penerimaan mahasiswa baru, setiap Perguruan Tinggi harus benar-benar bisa menyeleksi secara ketat. Potensi setiap individu perlu diperhatikan. Begitu pula selama masa studi ditempuh. Jangan hanya mencari tambahan “bonus” sehingga potensi dilupakan.
Berbeda dengan kondisi Pelayanan di Indonesia, Kondisi Pelayanan Kesehatan di luar negeri sudah bisa masuk dalam kategori baik. Kita lihat saja, negara tetangga kita, Singapura. Mereka begitu menjamin pelayanan kesehatan mereka bagi warga negaranya. Banyak hal beberapa warga memilih Singapura sebagai tempat berobat. Singapura sangat mengedepankan keungggulan, keselamatan dan kepercayaan, dengan fasilitas berakreditasi internasional dan dokter-dokter yang terlatih diberbagai pusat kesehatan terbaik di dunia. Sistem pelayanan kesehatan Singapura menduduki peringkat keenam terbaik dunia dan teratas di Asia menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO tahun 2000. Di samping itu, 13 rumah sakit dan pusat kesehatan di Singapura telah mendapat akreditasi Joint Commission International (JCI). Hal lainnya adalah transparansi sistem. Singapura melalui Departemen Kesehatannya selalu memberikan informasi tentang berbagai masalah kesehatan secara transparan kepada warga negaranya, terutama informasi-informasi vital terkait kesehatan manusia. Tentu hal seperti ini sangat bermnafaat bagi warga negaranya. Keunggulan pelayanan yang lebih berfokus pada pasien juga menjadi alasannya. Keunggulan Singapura yang berfokus pada pasien ini sangat membuat pasien merasa dihargai. Biaya tak urung juga menjadi alasannya. Biaya menjadi pertimbangan penting bagi banyak pasien internasional. Misalnya, bagi pasien tanpa asuransi atau berasuransi kecil dari Amerika, perawatan di Singapura hanya memakan biaya kurang lebih seperlima dibandingkan biaya di negara asal mereka. Biaya tersebut setara dengan biaya yang diberikan oleh tujuan-tujuan wisata medis Asia terkemuka lainnya. Bahkan setelah menghitung biaya akomodasi dan perjalanan bagi pasien dan pendampingnya, biaya yang dapat dihemat masih cukup signifikan. Di samping biaya yang terjangkau ini, pasien di Singapura dijamin menikmati perawatan kelas dunia dan hasil klinis yang memuaskan.
Terlalu banyak yang kita bandingkan antara pelayanan kesehatan di negeri kita dan negeri orang. Masih banyak hal pula yang harus segera Indonesia benahi demi tercapainya kondisi pelayanan kesehatan yang baik. Semua ini akan tercapai jika adanya kerja sama dari semua lapisan. Kemitraan erat antara pemerintah sebagai regulator, dunia usaha yang menyediakan pelayanan kesehatan, dan universitas sebagai pusat pengembangan dan penelitian guna meningkatkan teknologi dan fasilitas kesehatan terbaik.
                                                               -isti noor masita/ PDG 2011-

Jumat, 22 Juli 2011

lebih sakit jika menyakiti orang lain


bismillahhirrahmanirrahim..

                Dalam hidup tak jarang kita selalu dihadapkan pada banyak pilihan. Kita harus memilih satu dari semua pilihan yang ada. Bukan hal mudah pasti menentukan mana pilihan terbaik yang harus kita ambil. Akan banyak pertimbangan di sana sini. Pertimbangan dari segi manfaat dan mudhorot. Terlebih kita hanya manusia biasa, kita tak tahu apa-apa, bahkan kita tak tahu apa yang terbaik bagi kita, hanya ALLAH yang tahu mana yang terbaik bagi kita. Kita hanya bisa terus berikhtiar dan berdoa kepadaNya.
                Ketika kita sudah memilih satu pilihan kita masih harus memantapkan pilihan itu. Apalagi bisikan-bisikan syetan yang senang sekali menggoyahkan hati kita. Musti kudu istiqomah penuh. Kita sendiri juga tidak boleh terlalu egois untuk memilih suatu pilihan. Ada banyak orang di sekitar kita, pilihan yang kita ambil harus melihat keadaan orang di sekitar kita. Apakah dengan pilihan yang kita ambil itu, orang-orang di sekitar kita akan mendapatkan manfaat atau bahkan mudorot. Jangan sampai apa yang kita pilih bisa membuat orang lain merasa kecewa ataupun sedih. Tapi, itu pun bukan hal mudah. Setiap manusia itu berbeda, apa yang diinginkan setiap manusia pasti berbeda, makanya acap kali jika kita meminta suatu saran dari setiap orang, apa yang orang lain sarankan pasti berbeda dengan maksut dan keinginan kita. Tak jarang ujung-ujungnya hanya akan’berdebat’.
                Jika masing-masing orang keras kepala, perdebatan itu tak akan merujuk pada suatu kesepakatan. Sejak awal, mungkin kita hanya ingin berdiskusi, saling meminta saran satu sama lain, tapi tetap saja debat yang selalu menghiasi di setiap perbincangan. Jika apa yang diperbincangkan menyangkut maslah kita, pasti kita lah yang mnentukan keptusan akhirnya. Entah seperti apa saran dari orang lain yang telah diberikan. Keputusan akhir  kita sering kali tak sependapat dgn orang lain, bahkan bisa jadi malah membuat orang lain sedih dan kecewa. Kita sudah cukup sulit mengambil keputusan yang kita anggap begitu rumit, tapi ditambah keputusan itu ternyata membuat orang lain sakit, kita merasa ‘lebih sakit’.
                Membuat orang lain sakit menjadikan kita tak mudah menjalankan keputusan yang telah kita ambil. Rasa beban selalu ada. Beban dan ragu. Tapi, mau bagaimana lagi? Kita tak akan bisa menjelaskan secara detail apa maksut dan tjuan kita sbenarnya. Lagi-lagi.. apa yang tersimpan dalam hati tak akan pernah bisa terwakilkan oleh kata. Aku tak tahu, apa hanya aku yang mengalami seperti itu,krena itu sifat di dalam diri aku, atau memang semua orang juga merasakan hal yang sama. Entahlah, aku selalu saja tak bisa ‘sempurna’ menulis kata untuk mewakili apa yang tersimpan dalam hati.

Kamis, 21 Juli 2011

Semarang, Good Bye..

bismillahhirrahmanirrahim...

alhamdulillah masih diberikan kesempatan oleh ALLAH untuk menulis,setelah beberapa hari sempet nggak mood banget untuk nulis,hehehe..., walaupun postingan kali ini hanya berupa sbuah nostalgia,smoga tetap dapat mmberikan mnfaat,aamiiinnnn :)


Waktu rasanya berjalan begitu cepat. Nggak kerasa sebentar lagi aku akan menyandang status sebagai seorang mahasiswa, padahal rasanya baru kemarin daftar masuk SMA. Akhirnya cukup 3 tahun aku menghabiskan waktuku di Semarang sebagai kota perantauan pertamaku.
Aku masih ingat benar pertama kali aku menginjakkan kaki di kota ini. Masih terekam jelas dalam benakku bagaimana waktu itu aku sibuk sekali mempersiapkan ujian masuk SMA favorit di kota ini. Bermodal nekat dan yakin kepada ALLAH serta restu orangtua aku mencoba mendaftar di SMA favorit ini, mana lagi jika bukan SMA N 3 Semarang. Jelas hal pertama yang aku rasakan adalah minder. bagaimana tidak? untuk siswa luar kota seperti aku ini hanya dijatah 10 persen dari siswa yang mendaftar, padahal jumlah siswa yang mendaftar sampai ribuan. Tapi,mencoba nggak ada salahnya juga kan? hehe, mungkin saja rejekiku ada di sana,hehe. Jujur ujian masuk SMA ini adalah ujian pertamaku di mana untuk pertama kali aku merasakan cemas dan gelisah.(lebay ya?haha). Mana ujian masuknya itu nggak sekali tahap, tapi musti dua kali tahap, bikin makin deg2an aja,hehe. Tapi, yasudahlah aku memasrahkan semua pada ALLAH, yang penting aku sudah berusaha,hehe.

Ujian Tahap satu sudah cukup menurunkan rasa optimisku ketika itu. Aku merasa tak sempurna menjawab semua soal yang sudah disediakan tadi. Apalagi jika membayangkan yang diterima hanya 10 persen untuk siswa luar kota, nyaliku menciut seketika. Tapii, yasudahlah lagi-lagi aku mencoba berhusnudzon keapada ALLAH, ALLAH pasti memberikan yang terbaik!
Hari pengumuman untuk ujian tahap satu pun datang. Rasanya udah nggak sabar mau lihat. Ketika itu kebetulan aku dan ibuku sedang pergi ke semarang, jadi bisa langung lihat pengumumannya. Masuk pintu gerbang SMA 3 udah banyak banget orang-orang yang pada nyebarin hasil ujian tahap satu, aku mendapatkan satu lembar. Dalam keadaan masih di mobil aku sibuk mencari nomerku di kertas tadi, cukup rumit, karena yang ditulis hanya berupa nomor dan itu angkanya cukup kecil.Pencarian pertama aku tertunduk lesu, aku tidak melihat nomor ujianku di kertas hasil tadi. Ibuku sudah mencoba menghiburku. Tapi, aku tak puas, aku mencari lagi, mungkin saja tadi karena aku terlalu cemas sehingga aku tidak terlalu teliti, dan akhirnya....... 10466,aku terbelalak kaget, itu kan nomor ujianku? nyaris aku nggak percaya, aku baca ulang sekali lagi, 10466, benar ini nomor ujianku, serta merta aku langsung memeluk ibuku. Ibuku awalnya tak percaya, karena di situ tidak tertulis jelas namaanya, hanya nomor ujian, maka aku dan ibuku akhirnya memutuskan untuk melihat langsung di papan pengumuman walaupun harus berdesak desakan dengan banyak orang. Alhamdulillah ternyata memang benar aku lulus untuk ujian tahap satu. ALLAH memang baik!!! :)


Perjuanganku belum selesai, aku msih harus berusaha untuk lolos tes tahap dua. Aku masih harus bersaing dengan teman-temanku yang lain. Akhirnya dengan waktu kurang dari seminggu aku berusaha berlatih untuk tes toeic,psikotes dan wawancara. Tepat tiba saat ujian tahap dua, aku memasrahkan semua hasilnya kepada ALLAH, apapun nanti yang diberikanNyaitu pasti yang terbaik :)
Sama halnya dengan tes tahap satu tadi, aku juga dilanda kegelisaan dan kecemasan. Ketika tiba di mana hari hasil tes tahap dua diumumkan aku hanya bisa berdoa untuk diberikan ketabahan dan keikhlasan. Aku tak melihat langsung hasil ujian tahap dua ini. Kakakku yang melihatkannya untukku. Tanganku tak lepas dari hp menunggu telepon dari kakakku. Saat kakakku telepon,rasanya jantung mau copot, dan lagi lagi ALLAH memang baik!!! aku LOLOS!!! ALLAHHU AKBAR!!!!

Itulah awal perjalananku di Semarang. Dari situ lah aku belajar banyak. Sungguh, jika bukan karena ALLAH memberiku kesemptan untuk menimba ilmu di kota ini, mungkin aku tak akan belajar lebih, belajar lebih memaknai hidup.

Pertama kali menginjakkan kaki di bumi Ganesaha, sekolah terfavorit di Semarang, tak ada satupun yang aku kenal. Bagaimana tidak? sepertinya siswa yang berasal dari smp ku hanya aku seorang. Baiklah, itu tandanya aku harus beradaptasi dengan semua yang ada di sini, teman baru,sekolah baru, lingkungan baru. Proses adapatasiku inilah yang akhirnya mengantarkan aku untuk bergelut di beberapa organisasi di sekolah. Yang pasti aku mendapatkan lebih banyak teman dan ilmu.
I LOVE ROHIS,funky but syar'i. MPK JAYA! FDI SKS (Satu Keluarga Semua).
Di ketiga organisasi itulah aku belajar banyak. Dari ROHIS aku tahu mentoring, aku lebih mudah memperdalam ilmu agamaku,aku belajar banyak tentang 'ikhlas' dan 'sabar'. ALLAH pun memperilhatkan betapa indahnya sebuah ukhuwah karena ALLAH dari ROHIS ini.
Dari MPK aku belajar banyak tentang disiplin,profesional kerja,kesiapan mental yang pasti sangat bermanfaat untukku dan teman2 yang lain.
Dari FDI aku belajar tentang hubungan teman layaknya sebuah keluarga, di FDI seru abis!!!!

Mungkin aku kurang bisa meningkatkan prestas akdemikku di SMA 3 ini. Entah mengapa rasanya begitu berat bersaing dengan siswa siswi di sini. Atmosfer yang tercipta di sini adalah semua  murid itu pintar.  Nilaiku pun juga bisa di bilang biasa-biasa saja. Tapi, aku tetap bersykur dari apa yang aku dapatkan. Bagiku nilai apapun yang aku dapatkan tak hanya sekedar sebuah nilai, tapi nilai itu memberikan aku penuh arti, arti sebuah perjuangan untuk mendapatkan nilai, arti kejujuran, arti bersyukur, rasanya begitu berbeda ketika aku dulu duduk di bangku SMP. Walaupun aku mendapatkan nilai yang baisa-biasa saja ketika di SMA ini aku merasa sangat puas, karena aku merasakan betul perjuangan dan semgat ku untuk mendapatka nilai itu. Ketika SMP dulu aku tak pernah merasakan perjuangan penuh untuk mendapatkan sebuah nilai. Hanya ketika aku berada di semarang, pertama kalinya aku belajar sampai harus begadang dan sampai larut.

Setiap jejak yang aku tapaki di kota ini menyimpan penuh arti dan kenangan :)

tak pernah aku menyangka jika pada akhirnya aku pun ahrus meninggalkan kota ini. Memang doaku dulu aku ingin sekali kuliah di tempat yang berbeda dengan aku ketika SMA. Aku ingin setiap kota memberiku kenangan dari setiap perjalanan hidupku. Mendekati kelas 3, saat-saat memilih kuliah, aku ingin aku di semarang saja, entahlah karena apa, tapi yang jelas ketika itu keinginanku untuk kuliah di tempat yang berbeda tak ada alagi, aku tetap ingin di semarang. Tapi, ALLAH mengabulkan doaku yang dulu.
ALLAH pasti punya rencana indah, aku yakin, walaupun ini bukan keinginan utamaku, tapi ini yang terbaik dari ALLAH.


For my lovely sist and my beloved friends...
terima kasih untuk semua :) :)

Lindungi hamba selalu ya ALLAH....tunjukilah jalanMu, jalan yang Haq dan jalan yang Batil, antarkan aku selalu pada jlan yang penuh ridhoMu,aamiiiiiinnn

GOOD BYE SEMARANG :') :')

Minggu, 26 Juni 2011

Ketika aturan dianggap 'FREAK'

bismillahhirrahmanirrahim....

"Lan, ntar aku nebeng ya pulang ke rumah, kita sejalur kan? aku nggak ada yang jemput nih." ajak si Tari kepada Alan, temannya. Si Alan yang terkenal pemuda alim di sekolahnya kontan saja menolak ajakan si Tari. Menurut Alan, dirinya dan Tari bukanlah muhrim jadi haram baginya untuk memboncengkan Tari. "Aduh, maaf ya Tar, aku nggak bisa, kita kan bukan muhrim jadi nggak boleh boncengan berdua."
"He? kan cuma boncengan doank, nggak ngapain-ngapain juga, kamu tuh lho lan, jadi orang jangan freak gitu deh, salaman nggak mau, boncengan juga nggak mau, lama-lama kayak gitu jadi males juga temenan ma kamu."

Nah, lho? pernah nggak teman-teman semua ngerasain kejadian seperti itu?
Bagi anak-anak remaja seumuran kita pasti udah sangat nggak asing denger omongan seperti itu. Merasa aneh nggak sih, kita yang berusaha untuk menjalankan syariat yang telah di tentukan oleh ALLAH langsung malah dianggap 'freak' oleh teman kita. Kejadian di atas adalah contoh kecil di kehidupan remaja sekarang ini, saya sendiri sangat kaget ketika ada teman saya sendiri yang mengatakan seperti itu. Dalam benak saya, saya tidak habis pikir, kok bisa bisanya mereka menganggap aturan ALLAH sebagai hal yang 'freak'. Padahal jelas sekali bahwa hal itu sangat tidak disukai oleh ALLAH. Apa mereka mau menjadi hamba yang dibenci oleh ALLAH karena telah melanggar aturan ALLAH? nauudzubillah...
Seperti kejadian di atas, sebagai seorang muslim kita semua pasti tahu, bahwa haram hukumnya bagi kita bersentuhan dengan bukan mahram. Apa yang dilakukan Alan itu adalah hal benar. Dia menolak ketika dia ditawari teman perempuannya untuk berboncengan. Tapi, pemikiran teman perempuan Alan itu adalah suatu kesalahan besar. Bagaimana tidak? aturan yang diajarkan dalam agama kita, islam, adalah aturan yang langsung dari ALLAH SWT. ALLAH menciptakan aturan bagi hambaNya demi kebaikan hambaNya sendiri. Aturan ALLAH pasti mengantarkan kita pada kebaikan dan menjauhkan kita pada kemudhorotan. Jika kita menganggap aturan ALLAH itu 'freak' berarti kita sama saja meragukan ALLAH. Kita tidak percaya kepada ALLAH atas kasih sayangNya yang DIA berikan kepada kita lewat aturan yang telah ALLAH berikan. Jangan berharap pula kita akan mendapatkan kebaikan  ataupun kesenangan jika kita menganggap aturan ALLAH itu hal yang 'freak'. Karena ketika menganggap aturan ALLAH 'freak' maka tanpa disadari kita menjauh dari jalan ALLAH. Jalan yang dilalui nanti bukan jalan yang penuh dengan Ridho ALLAH dan apa jadinya nanti jika kita berjalan tanpa dituntun oleh ALLAH atau malah jadi kita masuk ke dalam jalan setan, naudzubillah...

Bab II ("SREPEH")

Sekitar pukul lima sore, akhirnya Zalfa sampai di kampung halamannya, Rembang. Ia pijakkan kaki ke tanah bumi kelahirannya, aroma khas pantai Kartini Rembang tercium hingga merasuk menyatu ke dalam raganya. Sungguh Indah Ciptaan Tuhan ini. Tak sabar Zalfa ingin menemui ayah, ibu dan adiknya di mobil yang sudah menunggu dia untuk pulang ke rumah. Sambil setengah berlari segera ia mencium tangan kedua orangtuanya. tak lupa pula ia cium adik semata wayangnya itu. Raut wajahnya begitu bahagia, ia begitu senang bisa berkumpul dengan keluarganya setelah sekian lama ia tidak pulang ke kota tercinta ini. Zalfa adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuannya kini sedang duduk di bangku kuliah, tepatnya di Universitas Diponegoro jurusan Kedokteran, sedangkan adiknya sendiri masih duduk di bangku SD kelas dua. Memang terpaut cukup jauh antara usia Zalfa dan adiknya dibandingkan usia dia dan kakaknya. Tapi, walaupun begitu tak menjadi penghalang bagi mereka untuk selalu tetap saling peduli satu sama lain. "Lho, mbk Rani nggak ikut pulang to, Fa?" "Mboten bu, katanya minggu ini masih banyak ujian." "Owh..,bilangin ke mbkmu nggak usah terlalu ngoyo, kalau capek istirahat,jangan dipaksakan, kemarin sakit magnya gimana?"
"ALhamdulillah, udah sembuh sih, iya, nanti tak bilangin ke mbk Rani." "Mbk Zalfa, aku punya kaset PS baru lhoo." kata Luthfi, adik Zalfa, menyela di tengah-tengah perbincangan dia dan ibunya. "Wah, iya to? asyik donk, nanti main ya sama mbk." "Boleh, nanti kita tanding berdua, pasti mbk Zalfa kalah." tantang si Luthfi. "Ihh...enak aja, nggak donk, mbk Zalfa kan bis amain PS juga, tapi asal nggak sepak bola aja, soalnya mbak Zalfa nggak bisa,hahaha..." Begitulah keluarga Zalfa, selalu riuh penuh canda tawa. Apalagi jika kakak Zalfa, Rina juga ikut berkumpul, akan lebih riuh lagi.
Sesampainya di rumah, Zalfa merebahkan dirinya ke kasur empuk di kamar kesayangannya. Bau harum masih tercium dari seprei yang baru saja diganti. Ibu Zalfa memang selalu menyiapkan semuanya untuk menyambut kedatangan putri-putri kesayangannya. Seperti ini, dengan dibantu mbk Sri, perempuan yang telah ikut di kelaurga Zalfa sejak 8 tahun yang lalu, ibu merapikan kamar Zalfa. Dari mengganti seprei hingga merapikan lemari. Bahkan ibu juga selalu menyiapkan masakan kesukaan Zalfa dan kakaknya. Walau itu cuma ikan pindang yang dimasak pedas, makanan kesukaan Zalfa, tapi cukup membuat Zalfa untuk menyantap hingga dua kali.
Ia melirik jam beker di meja sebelah kasurnya, pukul setengah enam. Sebentar lagi adzan maghrib berkumandang. Suara Ibu terdengar memanggil zalfa untuk segera mandi dan sholat berjamaah. Sejurus kemudian dia segera menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi. Malam sehabis sholat maghrib, Zalfa dan keluarganya menyantap makan malam. Malam ini ibunya memasak ikan bakar, ikan bakar adalah maskan kesukaan Zalfa dan adiknya. Ikan Bakar buatan ibunya ini sederhana,tapi begitu nikmat jika dirasakan. Kali ini Zalfa dan adiknya bahkan sampai menyantap dua kali. Sungguh nikmat ALLAH yang tiada tara.
Minggu pagi Zalfa dan keluarganya berolahraga bersama di alun-alun kota Rembang. ketika sampai di sana, ternyata tak ada yang berubah dengan banguna itu, pikir Zalfa dalam hati. Alun-alun itu masih tetap sama dikekelingi oleh Masjid Agung Rembang di sebelah timur dan SD Negeri 2 di bagian barat. Sedangkan di bagian selatan ada SD Negeri 4, 5 dan 1. Semua masih tampak sama seperti saat ia kecil dulu. Mungkin bedanya kalau alun-alun Rembang pagi ini terlihat lebih ramai dibanding hari-hari biasanya. Sekarang lebih banyak orang yang berolahraga di sini, terlebih lagi sekarang diberlakukan aturan "Car Free Day", seperti di semarang, jadi kapasitas orang untuk berolahraga ataupun sekadar jalan-jalan pagi menjadi lebih banyak. Udara di sini masih bersih ketimbang di semarang. Masih bersih dari polusi-polusi udara. Nggak pernah ada macet seperti layaknya di kota-kota besar. Semua berasa aman,nyaman dan tenteram.
Setelah merasa cukup lelah memutari alun-alun Remabng sambil berlari, zalfa dan keluarganya mencari sarapan pagi. Inilah hal yang sangat disukai Zalfa. Makan sate 'srepeh'. Sate khas Rembang dengan campuran lontong tahu. Sate ini hampir mirip dengan sate ayam, hanya bedanya di bumbunya. bumbu sate ini tak sekental sate ayam, warnanya pun lebih berwarna kemerahan daripada sate ayam biasa. Jika sudah menyantap sate ini rasanya ingin menyantap terus. Pagi itu terlihat ramai warung srepeh yang sudah menjadi langganan keluarga Zalfa. Untunglah masih ada tempat duduk tersisa. Sambil menunggu sate srepeh disajikan, keluarga zalfa beribincang-bincang dengan keluarga lain yang kebetulan adalah tetangga mereka sendri. Begitu sate srepeh disajikan, zalfa dan adiknya langsung menyambar. Satu tusuk ia habiskan, ia menyantapa lagi, benar nikmat rasanya. Saat itu sate srepeh seakan menjadi pelengkap kebahagiaan Zalfa menhabiskan waktu di kota kelahirannya.

I Believe

I Believe Lyrics

featuring Maher Zain

IRFAN MAKKI
When you’re searching for the light
And you see no hope in sight
Be sure and have no doubt
He’s always close to you

He’s the one who knows you best
He knows what’s in your heart
You’ll find your peace at last
If you just have faith in Him

You’re always in our hearts and minds
Your name is mentioned every day
I’ll follow you no matter what
My biggest wish is to see you one day

Chorus:
I believe
I believe
Do you believe, oh do you believe?

MAHER ZAIN
Coz I believe
In a man who used to be
So full of love and harmony
He fought for peace and liberty
And never would he hurt anything
He was a mercy for mankind
A teacher till the end of time
No creature could be compared to him
So full of light and blessings

You’re always in our hearts and minds
Your name is mentioned every day
I’ll follow you no matter what
If God wills we’ll meet one day

Chorus

If you lose your way
Believe in a better day
Trials will come
But surely they will fade away
If you just believe
What is plain to see
Just open your heart
And let His love flow through

I believe I believe, I believe I believe
And now I feel my heart is at peace

Chorus

I believe I believe, I believe I believe

Lyrics: Maher Zain, Bara Kherigi & Irfan Makki
     

Always Be There

Alllahu Akbar…

If you ask me about love
And what i know about it
My answer would be
It’s everything about Allah
The pure love, to our souls
The creator of you and me,the heaven and whole universe
The one that made us whole and free
The guardian of HIS true believers
So when the time is hard
There’s no way to turn
As HE promise HE will always be there
To bless us with HIS love and HIS mercy
Coz, as HE promise HE will always be there
HE’s always watching us, guiding us
And HE knows what’s in all in our heart

So when you lose your way
To Allah you should turn
As HE promise HE will always be there…

HE bring ourselves from the darkness into the light
Subhanallah praise belongs to YOU for everything
Shouldn’t never feel afraid of anything
As long as we follow HIS guidance all the way
Through the short time we have in this life
Soon it all’ll be over
And we’ll be in His heaven and we’ll all be fine

So when the time gets hard
There’s no way to turn
As HE promise He will always be there
To bless us with HIS love and HIS mercy
Coz, as HE promise HE will always be there
HE’s always watching us, guiding us
And HE knows what’s in all in our heart

So when you lose your way
To Allah you should turn
As HE promise HE will always be there…

Allahu Akbar…

So when the time gets hard
There’s no way to turn
As HE promise He will always be there
To bless us with HIS love and HIS mercy
Coz, as HE promise HE will always be there
HE’s always watching us, guiding us
And he knows what’s in all in our heart

So when you lose your way
To Allah you should turn
As HE promise HE will always be there…

Allahu Akbar…                      
                                      
                                       (MAHER ZAIN)

Senin, 13 Juni 2011

Lomba Menulis Kisah Nyata Dunia Maya _Antara Aku, Dia dan Facebook

Bismillahhirrahmanirrahim…

Tulisan ini aku tujukan kepada saudara saudariku , terutama sesama muslimah yang berjuang untuk menjadi muslimah sejati di hadapan ALLAH,aamiin…

Kami adalah sesama aktivis dakwah di sekolah. Aku seorang akhwat dan dia seorang ikhwan. Namun, aku dan dia tak pernah kenal sebelumnya. Kami dipertemukan secara tidak sengaja melalui sebuah amanah di suatu organisasi di sekolah kami. Akupun baru mengenalnya setelah tahu aku akan bekerja sama dengan dia untuk menjalankan amanah di sekolah kami, begitupun dia, dia juga tak mengenalku sebelumnya, walaupun kami satu sekolah, tapi kami tak saling kenal, mungkin karena terlalu banyaknya jumlah murid di sekolah kami, yang jelas kami tak pernah saling mengenal satu sama lain.

Alhamdulillah, saat itu ALLAH memberikanku berbagai amanah di berbagai organisasi sekolah. Termasuk amanah di organisasi di mana aku dan dia ikut bergabung. Ketika itu teman-teman memberikanku amanah untuk menjadi sekretaris kegiatan, sedangkan dia sendiri diamanahi sebagai DU (Dana Usaha). Karena berbagai amanah yang aku dapatkan, aku cukup sulit untuk mengatur waktu, terlebih lagi ketika itu aku masih sangat awal menjabat di berbagai organisasi yang aku ikuti, sehingga butuh bagiku waktu untuk beradaptasi. Kesibukanku itu membuatku menjadi sedikit lupa akan amanah yang diberikan teman-teman padaku, padahal seorang sekretaris memegang peran awal dalam melaksanakan sebuah kegiatan. Seorang sekretaris harus mendahului membuat beberapa proposal yang akan ditujukan kepada sekolah untuk mendapat izin serta ditujukan ke beberapa pihak sponsor untuk mendapatkan dana dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Seperti halnya dengan dia sebagai seorang Dana Usaha ,telah menjadi kewajiban bagi dia untuk bertindak cepat melayangkan beberapa proposal ke pihak-pihak sponsor untuk mendapatkan dana. Karena hal itulah, maka dia memintaku untuk sesegera mungkin membuat proposal. Ya, inilah awal komunikasi kami.
Ternyata membuat proposal memang tak semudah yang dibayangkan. Proposal yang aku buat untuk kegiatan tersebut harus aku ganti berkali-kali, setiap hari selalu ada bagian yang salah dan harus segera diperbaiki. Hal ini pula yang menjadikan aku dan dia semakin sering berkomunikasi. Tak hanya sekedar lewat sms , tapi juga melalui facebook. Facebook yang ketika itu sedang gencar-gencarnya sebagai alat komuniaksi di dunia maya. Inilah situs jejaring sosial yang menjadi awal komunikasi kami. Aku sebenarnya termasuk anak yang tak begitu doyan akan dunia maya, aku punya fb, tapi aku tak sering menggunakannya, hanya sesekali saja aku membukanya untuk sekedar berkomunikasi dengan teman-temanku. Suatu hari ketika aku sedang asyik bermain fb, aku teringat, si ‘dia’ pernah memintaku untuk meng-add fbnya, bagiku hal itu sah-sah saja, toh kami kan teman sekerja, mungkin lewat fb bisa menjadikan kami untuk lebih mudah berkomunikasi secara cepat. Ketika itu pula, segera aku mengetik namanya di bagian kotak search, sejurus kemudian muncul beberapa nama yang mirip dengan nama dia, aku klik di nama bagian teratas, sepertinya ini deh fbnya, batinku dalam hati. Jemariku langsung saja menuju kotak add as friend untuk bisa menjadi teman dia.

Hari selanjutnya, aku kembali membuka fbku, seperti biasa ada beberapa notification. Aku lihat satu per satu, pandanganku tertuju pada satu nama, ya teman kerja baruku ternyata telah mengconfirm friend requestku, hey..lihat ternyata dia tak hanya mengconfirm, tapi dia memberikan pesan singkat di wall fbku. Aku baca sekilas pesan singkat yang dia berikan, dahiku sedikit mengkerut, dia tidak kenal aku? tanyaku dalam hati, masa dia tidak mengenali temannya sendiri?hemm okelah, mungkin memang kita masih baru saja kenal dan aku sendiri memang tak cukup terkenal di sekolah, jadi wajarlah kalau memang dia tidak begitu mengenaliku. Segera aku balas pesan singkat di hadapanku tadi. Selang beberapa hari , dia kembali membalas wallku, kali ini dia sudah cukup mengenaliku sebagai teman sekerja dengannya. Aku perhatikan gaya bahasa yang dia lontarkan dalam pesan itu, gaya bahasa yang cukup asyik dan mungkin bagiku terkesan agak SKSD. Seorang ikhwan ternyata bisa seperti ini juga, batinku dalam hati. Aku balas pesang singkat dia, kali ini tidak sekaku seperti awal aku membalas pesan dia, pesan layaknya teman dengan teman. Singkat kata, semenjak saat itu aku semakin sering berkomunikasi dengan dia, terutama lewat situs jejaring sosial ini. Entah mengapa aku dan dia rasanya begitu nyambung jika sedang membicarakan sesuatu. Wall to wall ku ke dia bahkan sudah mencapai ratusan, kami tak hanya membicarakan masalah organisasi, tapi melebar sampai ke lain-lain.
Lambat laun aku merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Aku merasa aku telah melakukan hal yang kurang baik, terutama di hadapan ALLAH. Terlebih lagi ketika aku mulai mendengar gunjingan orang tentangku, ya tentangku dan dia, siapa lagi? Ternyata komunikasiiku dengannya di fb selama ini telah menyita perhatian banyak temanku. Masya ALLAH, aku merasa sungguh berdosa di hadapan ALLAH. Pantaskah aku disebut sebagai muslimah? Aku tau, teman-temanku hanya bermaksut main-main saja dengan guyonan mereka. Tapi, tetap saja itu membuatku merasa tidak nyaman, bahkan aku semakin takut, ya aku takut, aku akan melakukan kesalahan sama seperti yang telah aku alami dulu. Hampir satu sekolah tahu akan berita tentang aku dan dia, bukan hanya teman satu kelasku, tapi teman-teman di berbagai organisasi yang aku ikuti pun tahu, mereka acap kali menggodaku, apalagi jika aku sedang jalan dengan teman-temanku dan bertemu dengan dia. Teman-temanku semakin senang menggodaku.

Satu hal yang sangat membuatku sakit adalah ketika piknik widya wisata ke Bali. Saat itu malam hari di bus menuju pelabuhan yang akan mengantarkan kami serombongan menyeberang melewati laut menuju pulau Bali. Di tengah perjalanan, ada temanku yang suka iseng mengerjai aku dan teman-temanku yang lain. Tepat saat itu giliran aku yang kena ulahnya. Sebelumnya ,dia sudah seringkali menggodaku, apalagi jika bukan berita tentang aku dan si dia. Temanku ini dengan isengnya membuka fbku dan membuka wall to wall ku dengan si dia, dia tak hanya membukanya, tapi juga membacanya, lebih tepatnya membacanya dengan keras di hadapan seluruh teman-temanku di bus. Kalian bisa membayangkan betapa riuhnya di dalam bus kami? Terdengar sekali gelak tawa teman-temanku. Aku merasa sangat malu, entah malu atau marah aku tak tahu, tapi aku merasa untuk bersikap biasa ke teman-temanku, sekali lagi aku menghibur diri sendiri, mungkin mereka hanya bermaksut main-main saja, aku mencoba tersenyum walau dalam senyum itu hatiku sakit karena dipermalukan.

Rasanya aku merasakan banyak hal yang berubah semenjak ada gosip tentangku dengannya. Semakin hari aku semakin takut. Takut karena apa, entahlah aku sendiri masih bingung. Tapi, kedekatanku dengan si dia malah semakin dekat. Aku dan dia sering kali bertukar pikiran untuk berdiskusi, saling share jika salah satu diantara kami mempunyai masalah, bahkan aku dan dia sering bersaing mendapatkan nilai terbaik di setiap ujian yang diadakan sekolah, tak lepas pula kami saling memberi semangat. Layar chatboxku setiap kali aku ol tak pernah lepas dari kotak chat dengannya. Kami selalu sepakat membuat janji untuk dapat saling chatting bersama. Saling cerita satu sama lain. Aku dan dia benar- benar dekat, dia bahkan telah hafal karakter-karakter aku, aku yang seperti apa dia tahu. Kami memang dekat, tapi kami tak sampai ‘berpacaran’. Kami dekat layaknya kedekatan seorang sahabat. Kami sama-sama memiliki masa lalu yang cukup kelam, terlebih mengenai soal ‘pacaran’. Aku dan dia sama-sama sedang belajar. Belajar untuk menjadi lebih baik, kami saling memotivasi, mengingatkan agar tidak terjebak lagi dalam hal-hal yang kurang baik seperti masa lalu.

Kian hari semua yang terjadi, antara aku dan si dia semakin terlihat indah, tapi di balik keindahan itu, aku merasa itu hanya keindahan semu belaka, rasa takutkku bahkan semakin menjadi-jadi. Ya ALLAH…. tangisku dalam hati.

Aku semakin gelisah dari hari ke hari, aku semakin bingung dengan apa yang aku pikirkan. Aku merasa aku menjadi hamba ALLAH yang begitu hina. Apa yang telah aku lakukan ya ALLAH? Apa aku telah melanggar janjiku padaMu? Aku takut. Aku mencoba untuk menenangkan diri, aku ingin bisa mencerna semua yang sedang terjadi secara jernih, aku ambil nafas yang cukup panjang, kemudian aku membuangnya, aku kembali ambil nafas dan kembali membuangnya lagi, berulang kali aku melakukan hal itu hingga aku merasa aku telah merasa lebih rileks. Dalam kondisi pikranku yang masih jernih, aku kembali mengingat semua yang telah terjadi selama ini, tanpa kurasa air mataku jatuh, kalimat istighfar tiada henti aku lontarkan dari bibirku. Cukup. Aku salah. Tak seharusnya aku melakukan hal itu. Aku terus saja menyalahkan diriku sendiri. Tapi, kemudian aku kembali berpikir, tak ada gunanya jika aku hanya terus menyalahkan diri sendiri, aku harus mencari solusi,ya solusi! Solusi atas segala permasalahan pelik yang sedang terjadi dalam hidupku. Bantu hamba ya Rabb…ibaku dalam tangis yang menderu.

Bukan hal mudah memang mencari solusi yang tepat dalam permasalahan ini. Aku kembali bingung. Otakku semakin keras berpikir, cara apa yang terbaik yang dapat aku lakukan. Semakin keras otakku berpikir, bukan aku mendapatkan solusi, melainkan kepalaku malah menjadi terasa sakit. Aku tidak sanggup ya ALLAH…. rintihku dengan penuh iba. Alhamdulillah, di tengah-tengah kebingunganku ALLAH masih sayang padaku, ALLAH memudahkanku kawan, aku berhasil mendapatkan solusi atas segala permasalahanku. Aku putuskan untuk segera memberitahu kepada si dia, mejelaskan semuanya bahwa apa yang telah terjadi antara kita bukan hal yang baik, ALLAH tak akan suka. Tapi, aku kembali dilanda bingung, jemariku rasanya seakan mati kaku ketika aku akan mengklik tombol send pada layar hape aku. Padahal, aku telah mengetik pesan panjang berisikan teks yang telah aku rancang sedemikian rupa untuk memberikan penjelasan padanya. Ya ALLAH ada apa lagi ini? Pikiranku berkecamuk. Apa aku sanggup ya ALLAH? Kenapa aku takut? apa aku takut pesan yang aku tulis akan membuat dia sakit hati? Tapi, mengapa akau harus takut dia akan sakit hati? Ya ALLAH… apa ini yang sedang aku rasakan?Mengapa aku merasa tak sanggup jika harus membuat dia sakit hati? Astaghfirullah… Apakah seperti ini yang dinamakan cinta? Engkau bilang cinta itu suatu yang indah bukan? Tapi, mengapa aku merasa ini bukan suatu yang indah? Lebih banyak aku merasakan sakit. Seperti inikah rasanya cinta yang bukan haq? Istighfar terlontar terus, keluar dari bibirku. Kembali aku merasa kepalaku begitu pening dan aku kembali ambruk.

Di sepertiga malam aku terbangun. Aku bersegera mengambil air wudlu dan bergegas melaksanakan tahajud. Selesai sholat, air mataku tumpah seketika. Sajadahku telah basah oleh linangan air mata. Aku tak kuasa menahan rasa sakit yang telah berhari-hari aku alami. Aku mengadu pada Sang Maha Kuasa, aku meminta segala petunjuk dariNya. Aku memohon ampun atas segala dosa yang telah aku perbuat selama ini. Aku tak lain hanyalah hamba yang hina. Aku tak tahu, apakah aku masih pantas meminta belas kasihanMu?meminta pertolonganMu? Tapi, jika bukan Engkau, siapa yang dapat membantuku ya ALLAH? Aku tak hentinya menangis dan terus menangis. Malam itu seakan menjadi saksi bisu atas segala permasalahan yang aku adu kepada Sang Illahi. ALLAH ternyata masih sayang padaku, selesai aku mengadu kepadaNya, aku merasakan ketenangan yang luar biasa. Rasanya hati begitu tenteram setelah aku adukan semua padaNya. Terima kasih ALLAH.

Aku kini memberanikan diri untuk menyampaikan kepada si dia. Pesan yang ketika itu batal aku kirim, secepat mungkin aku kirim ke dia. Aku berharap semoga dia dapat mengerti dan memahami. Dengan berucap bismillah…aku kirim pesan itu ke nomor hape dia. Pikiranku melayang, apa dia di sana juga merasakan hal sama? Apa dia juga merasakan sakit? Apa dia juga bingung? Apakah dia juga berpikir ini bukan hal baik yang harus dirasakan sesama aktivis dakwah seperti kami? Entahlah, yang jelas semoga dia dapat mengerti. Aku menunggu balasan darinya. Tak ada jawaban. Aku kembali menunggu. Masih belum ada jawaban. Mungkin pulsa dia sedang habis. Aku mencoba berpikir positif. Satu hari, dua hari berlalu, masih belum saja ada balasan. Aku kembali lihat ke hapeku. Aku mencoba mengecek laporan pengiriman pesan waktu itu. Terkirim. Tapi, mengapa tak ada balasan hingga sekarang? Perasaanku mulai tak enak, aku mencoba mengirim pesan kembali. Nihil. Tak ada balasan. Aku membuka fb. Sudah beberapa hari pasca aku mengirim pesan itu, dia tak terlihat berada di fb ku. Yasudahlah, mungkin ini memang sudah jalan terbaik, bukankah ini yang kamu inginkan? Tanyaku dalam hati. Selama seminggu aku sama sekali tidak berkomunikasi dengannya, entah itu melalui hape ataupun fb. Alhamdulillah, ALLAH memberiku banyak kesibukan di sekolah, sehingga aku tak terus bergelayut dengan masalah itu. Tepat di hari ke tujuh, saat aku sedang membuka fbku, aku tersentak kaget, tiba-tiba saja dia muncul kembali, dia menulis pesan di wall ku, jantungku rasanya berdegup kencang. Apa yang di tulis? Apa pesan balasan yang kemarin aku kirim? Kalau iya, mengapa dia menuliskannya di fb? Bagaimana jika banyak orang akan tahu? Aku beranikan diri untuk membuka pesan dia di wall fbku. Aku baca isi pesan itu, ternyata dia tak berbicara soal masalah yang kemarin. Aku mencoba membalas pesan dia, bukan pesan yang penting sepertinya, lebih tepatnya aku sendiri juga tak begitu paham dengan maksut pesan dia. Ternyata setan masih saja mencoba menggoyahkan imanku. Beberapa hari setelah kejadian itu aku berkomunikasi dengan dia (lagi), ya kembali berkomunikasi dekat. Tapi, kami tak sedikitpun menyinggung masalah yangg kemarin, aku takut jika harus menanyakannya.

Seperti yang telah aku katakan tadi, aku dan dia kembali terlibat obrolan aktif. Situs jejaring sosial seperti fb ini tak ubahnya juga menjadi ajang obrolan kami. Saling mengewall satu sama lain, mengomentari status satu sama lain. Teman-temanku pun juga semakin gencar menggodaku, termasuk teman-temanku di kalangan ROHIS. Sakit rasanya ketika aku tahu teman-teman sesama aktivis dakwah di ROHIS juga ikut menggodaku. Bahkan yang lebih sakit lagi awal muncul gossip tentang aku dan dia berasal dari ROHIS ini, miris rasanya hatiku. Aku sakit, mengapa tempat di mana aku belajar untuk menjadi lebih baik, di mana aku bertekad untuk lebih mengenal tentang agama malah memberiku hal seperti ini? Teman-teman sesama aktivis dakwah ku? Mengapa mereka juga malah ikut-ikutan menggodaku, bukankah kita saudara muslim? Bukankah sesama saudara muslim wajib saling mengingatkan jika satu muslim melakukan kesalahan? Tapi, di mana sekarang mereka? Mereka sendiri tak ubahnya sepert teman-temanku yang lain, bukankah mereka juga paham hal-hal semacam ini yang kerap menimpa sesama akitivis dakwah, mengapa tak ada satu pun yang menegurku? Mereka malah terus saja menggodaku, apa ini masih disebut sebagai saudara muslim? Jika mereka sesama saudara muslim saja seperti itu, lalu dengan siapa aku harus bercerita, mengeluhkan segala maslah yang menimpaku, meminta nasihat untuk diriku. Aku jadi tak percaya dengan mereka. Selama ini aku lebih memilih untuk menyimpan sendiri masalah ini. Untunglah, aku selalu mempunyai ALLAH, hanya ALLAH yang selalu bisa menjadi tempat peraduanku, hanya ALLAH yang selalu bisa memberiku pencerahan dari segala persoalan. Terima kasih ALLAH. Bukan ini yang ingin aku dapatkan dari ROHIS. Aku memberontak dalam hati, sakit luar biasa rasanya. Ini adalah kedua kalinya aku terjebak dalam diriku sendiri, dulu aku terjebak dalam ketidak tahuanku, tapi sekarang aku kembali terjebak dalan ketahuanku sendiri.

Aku kembali termenung, aku tak bisa terus menerus seperti ini. ALLAH akan semakin marah padaku dan aku tak mau itu. Tapi, apa yang harus aku lakukan? Aku kembali bingung dengan diriku sendiri. Akhirnya, aku memutuskan untuk segera menyampaikan kepada si dia, ya menyampaikan tentang semua ini, satu yang pasti aku harus menjauh dari dia. Di tengah-tengah obrolan kami lewat sms, aku mengatakan bahwa aku ingin menjauh darinya. Aku bilang semua yang terjadi bukan hal baik. ALLAH tak suka dan akan marah. Tak seperti sebelumnya, kali ini aku tak harus menunggu lama balasan dari dia. Aku bersiteru dengan dia lewat sms. Aku tetap bersikukuh pada pendirianku. Dia bisa menerima, tapi dia menanyakan mengapa harus menjauh? Bagiku, dengan aku menjauh akan mudah bagiku melupakan semua yang telah terjadi ini. Aku memang tak bisa melontarkan alasan secara jelas kepada dia, tapi bagaimanapun aku tetap kembali bersikukuh pada kemauanku. Akhirnya, dia bisa memahami semua yang menjadi kemauanku. Langkah awal, aku meminta kepada dia untuk meremove saja aku sebagai friend di fbnya. Menurutku fb berpengaruh besar terhadap masalah yang terjadi antara aku dan dia. Bahkan, aku dan dia sempat berpikir untuk menghapus fb kami masing-masing. Tapi, tak selamanya fb itu menyakitkan, fb juga bisa memberikan beberapa manfaat, dia mengatakan padaku kalau sepertinya dia tak bisa jika harus menghapus fbnya, karena dari fb itu dia sering mendapatkan informasi-informasi yang bermanfaat bagi dia. Okelah, aku bisa memakluminya. Yang terpenting saat ini aku harus meremove dia sebagai friendku. Setidaknya dengan meremove akan mengurangi kapasitasku dengan dia untuk berkomunikasi di dunia fb dan teman-temanku secara perlahan tidak akan menggodaku lagi dengan gossip itu. Meremove saja ternyata tak menjadikan solusi jitu, aku butuh solusi yang lebih ampuh. Aku benar-benar ingin menjauh darinya dan fokus hanya pada jalanku sendiri. Jika hanya meremove, masing-masing dari kita tetap bisa melihat profil satu sama lain. Ketika itu aku berpikir bahwa satu-satunya cara adalah aku harus mengeblock dia, ya dengan mengeblock aku tak akan lagi bisa berhubungan dengan dia di dunia fb. Aku tak meminta izin dulu kepada dia ketika aku akan mengeblock fbnya. Keringat dingin mengucur dari tubuhku saat aku hendak menekan tombol block di fbnya. Aku gugup, dengan mengucap bismillah…akhirnya aku tekan tombol block itu. Aku berharap ini adalah yang terbaik bagiku dan dia. Setelah aku mengeblock fbnya, baru aku sms untuk memberitahu dia. Pada awalnya dia sempat protes, mungkin reaksiku terlalu berlebihan, tapi aku tak bisa jika tidak melakukan cara ini. Aku tak tahu apa yang dia rasakan saat itu, mungkin marah, mungkin kecewa, biarlah dia boleh marah padaku daripada dia akan menyesal kelak. Aku tahu caraku mungkin salah, tapi hanya ini yang bisa aku perbuat, aku terlanjur bingung, sedangkan rasa takut semakin mengahantuiku. Aku hanya berdoa semoga secara perlahan dia dapat memahami, mengambil pelajaran dari ini semua, menjadikan dia untuk lebih baik, begitu juga denganku, semoga ini menjadi pelajaran paling berharga bagiku. Semoga dengan kejadian ini baik aku ataupun dia dapat selalu menjadi pribadi yang kuat, istiqomah dan selalu bersemangat mengemban dakwah di jalanNya. Air mataku kembali mengalir. Entah ini air mata apa, air mata bahagia karena sekarang aku telah bisa menjauh darinya, atau air mata karena…..??? aku tak tahu. Beginilah jika seorang akhwat jatuh cinta, ya ALLAH? Begitu sakit rasanya.

Alhamdulillah, sekarang aku dan dia sudah jauh lebih baik. Kami tak lagi seperti dulu. Kami mungkin masih berkomunikasi, tapi hanya untuk komunikasi penting. Bahasa kami pun lebih sopan daripada yang dulu. Alhamdulillah, aku turut senang dengan perubahan dia yang semakin hari semakin baik. Semoga dia benar-benar menjadi pengemban dakwah sejati memegang teguh risalah ALLAH. Jalan kami masih panjang. Banyak hal yang masih dapat kami lakukan. Kami berjanji untuk fokus pada jalan masing-masing. Semua kini terlihat lebih indah. Terima kasih ALLAH.

Saudara saudariku tercinta, itulah sepenggal cerita kehidupanku di dunia maya. Bukan cerita bahagia ataupun lucu jika membacanya. Aku tahu apa yang menimpaku telah sering kali kalian rasakan juga sesama teman aktivis dakwah. Pesanku pada kalian semua, jangan pernah takut untuk mengambil tindakan yang benar. Mungkin akan terasa pahit, tapi akan manis kemudian. Cinta yang hakiki hanya cinta kepada ALLAH. Teruntuk kalian semua, saudara muslimahku, ada sepenggal puisi untuk kalian :
Indahnya cinta


Dia memberikan kita sebuah rasa
Rasa yang begitu indah
Yang selalu hadir di setiap hambaNYA
Tanpa kita bisa mengelak dan menolak
Iya..dialah cinta
Begitu sulit memaknai dan menjaganya
Tapi karena cinta
Cinta kepada Sang pencipta
Kita bisa memuji segala ciptaanNYA
Cinta kepada orangtua
Mengantarkan bakti kita untuk mereka
Cinta kepada saudara
Mengantarkan kita kepada indahnya ukhuwah
Begitu indahnya cinta
Jika kita bisa menempatkan dia
Pada tempat yang tepat
Cinta kepada ALLAH
Dan segala cinta karena ALLAH
Itulah cinta hakiki
Cinta datang dariNYA
Dan hanya mulia untukNYA (15-06-2011)

Sabtu, 11 Juni 2011

Bab I (Gadis itu bernama Zalfa)

Sorak sorai siswa kelas 3 SMA Negeri 3 Semarang itu terdengar begitu ceria. Hari ini adalah hari terakhir bagi mereka melaksanakan Ujian Nasional. Raut wajah Zalfa dan teman-temannya begitu bahagia setelah keluar dari ruang ujian. Beberapa dari mereka telah merencanakan untuk bermain bersama sekadar melepas penat. "Fa, habis ini main yuk!" ajak si Faya. "Duh, kayaknya aku nggak bisa deh, aku mau pulang ke Rembang nih, udah lama banget nggak pulang." jawab si Zalfa. "Yaahh.......nggak bis amain bareng donk." raut wajah Faya terlihat kecewa. "Maaf Fay, tapi gimana? hari ini mumpung aku ada waktu lumayan longgar, kalau besuk - besuk aku pasti udah nggak sempet buat pulang, maaf yaa.." "Hemm...yaudah deh nggak papa, lain kali ya main bareng,udah lama nih kita nggak jalan bareng." "Siiippp deh, insyaALLAH, yaudah aku pulang dulu yaa.." pamit si Zalfa. "Ati-ati ya, Fa!"
Zalfa Rafidah Uzma, gadis berumur 17 tahun itu terlihat begitu ceria berjalan pulang. Ia sudah tak sabar untuk segera berkemas dan pulang ke kampung halamannya, Rembang. Jarak tempuh antara Semarang dan Rembang sebenarnya tak begitu jauh, hanya saja jalan pantura yang menjadi penghubung antara kedua kota itu masih dalam taraf perbaikan, sehingga yang semula hanya membutuhkan waktu 3 jam menjadi 4 atau bahkan 5 jam jika keadaan jalan sangat parah. Ba'da dhuhur, tepat pukul 12.30 Zalfa menaiki bus yang akan membawanya menuju ke terminal terboyo semarang. Perjalanan dari rumah menuju ke Terboyo memakan waktu sekitar satu jam jika ditempuh menggunakan bus. Sebenarnya tidak akan selama itu jika bus tidak seenaknya "ngetem", menaik turunkan penumpang di sembarang tempat yang sering kali menyebabkan macet panjang, belum lagi kalau musim hujan, banyak "rob" di sana sini. Sungguh, tentu bukan hal yang sangat indah untuk dipandang terlebih lagi di kota ibu kota provinsi, seperti semarang ini.
Bus yang ditumpangi Zalfa ketika itu tidak terlalu penuh sesak, mungkin karena memang pada hari itu bukan weekend ataupun libur nasional. Inilah hal yang paling disukai Zalfa, ia begitu suka naik bus kota menuju terboyo, bagi dia naik bus membuatnya dia belajar banyak dari apa yang ia lihat sepanjang perjalanan. Seperti sekarang ini, Zalfa melihat dua orang bocah, kira-kira umurnya 8 - 10 tahun, yang satu memegang gitar kecil, yang satu memegang gelas aqua bekas, mereka berdua berniat menghibur kami, para penumpang, dengan suara mereka. Melihat keadaan mereka, berbalut pakaian yang lusuh, tanpa alas kaki, berbadan kumal, hati Zalfa rasanya miris. Dalam benaknya, ia bertanya - tanya, siapa orangtua kedua bocah ini?dimana mereka tinggal?apa mereka makan?apa mereka sekolah?mengapa mereka di usia sekecil ini bekerja? Pertanyaan-pertanyaan itu terus bergelayut di pikiran Zalfa,berkecamuk hingga mencambuk semangat Zalfa membangun mimpi baru di samping mimpinya dulu, mimpi yang telah ia bangun. Dalam hati ia berdoa semoga Engkau selalu memudahkan hamba, bantu hamba ya Rabbi...

Senin, 14 Maret 2011

SABAR DALAM MENCARI ILMU

Bismillahhirrahmanirrahim….

Disebutkan pada suatu kisah pada zaman dahulu, hiduplah seorang raja yang sangat sombong dan tamak. Raja itu mempunyai kerajaan yang sangat besar dengan seluruh rakyat yang selalu memuja raja tersebut dan menganggap raja itu sebagai Tuhan. Sewaktu itu islam belum dikenal dan disebarkan. Sang raja mempunya ahli sihir yang selalu membantu dirinya, namun si ahli sihir itu sudah semakin tua dan harus segera ada pengganti dirinya. Raja pun mencari seorang pemuda yang mau belajar dari si ahli sihir itu agar setelah itu ia dapat menggantikan si ahli sihir untuk bekerja kepada sang raja. Akhirnya dipilihlah seorang pemuda yang nantinya akan dijadikan pengganti si ahli sihir tersebut. Setiap hari sang pemuda datang ke istana untuk belajar kepada si ahli sihir tersebut. Hari berganti hari, sang pemuda semakin tekun menjalani ilmu yang diajarkan oleh si ahli sihir itu. Suatu ketika, dalam perjalanan menuju ke istana, si pemuda beristirahat sejenak di sebuah tempat tua. Di sana ternyata ada seorang pendeta. Pemuda pun berkenalan dengan pendeta tersebut. Walaupun baru saja saling kenal, sipemuda dan pendeta sudah terlihat sangat akrab. Pemuda sudah banyak belajar dari sang pendeta. Karena hal inilah, pemuda menjadi terlambat datang ke istana untuk berlatih dengan si ahli sihir. Tentu saja si ahli sihir marah, terlebih ketika pemuda mengulangi hal tersebut berkali-kali, terlambat setiap kali datang latihan. Setiap harinya, sebelum datang ke istana si pemuda selalu mampir ke tempat si pendeta. Di sana ia belajar banyak hal, yang satu pasti adalah si pendeta mengajarkan ia tentang ajaran tauhid. Ya, ajaran tentang peracya bahwa tuhan itu ada, Tuhan itu satu, Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia. Begitu besar kuasaNya.
Walaupun, si pemuda selalu terlambat dan selalu mendapat marah dari si ahli sihir itu karena datang terlambat setiap kali latihan, si pemuda tak mau menyerah. Ia tetap saja berguru apada si pendeta itu. Bahkan, dengan akal cerdiknya ia membuat alasan atas keterlambatan dia kepada si ahli sihir itu, hingga akhirnya si ahli sihir itu dapat memakluminya. Akhirnya, setiap harinya kini si pemuda belajar dari kedua orang yang berbeda dengan ajaran yang sangat berbeda pula. Setelah sekian lama ia belajar dari kedua orang guru, si pemuda kini sudah menjadi ahli sihir sekligus ia juga telah mendalami ajaran dari sang pendeta. Suatu ketika, ia dipanggil oleh raja. Raja sangat terbelalak dan sangat keget, ketika si pemuda di suruhnya menyembah sang raja, si pemuda menolak. Bahkan ia mejelaskan bahwa tak ada yang lebih kuasa dari Tuhan pencipta alam semesta. Si raja pun marah besar, ia menyuruh pengawalnya menyeret si pemuda ke suatu padang pasir dan dipasungnya pemuda itu hingga menjadi tontonan para penduduk. Si raja tak langsung membunuh si pemuda itu, di berinya waktu kepada pemuda itu untuk kembali berpikir yang akhirnya dapat kembali memuja si raja. Namun, berbekal kekuatan yang ia dapatkan dari si pendeta, si pemuda tetap bersikukuh untuk tidak mau menyembah sang raja. Bagi dirinya, yang wajib disemabh hanyalah Tuhan. Mendengar jawaban dari si pemuda yang tetap bersikukuh tidak mau menyembah dirinya sebgai raja, akhirnya sang raja menjatuhi hukuman mati kepada si pemuda tersebut. Si raja ingin kematian si penuda itu disaksikan oleh seluruh penduduk di negerinya. Maka dibawanya pemuda tadi ke suatu tanah lapang yang sangat luas dan dipenuhi oleh para penduduk negeri itu. Ketika itu, si pemuda hanya pasrah dan berdoa kepada Tuhan agar ditunjukkan jalan yang terbaik bagi dirinya. Saat si pemuda hendak dibunuh, ia berbicara kepada sang raja. “ raja, jika engkau ingin aku mati, kau bisa membunuhku dengan tanganmu sendiri,ketika engkau bunuh aku, ucapkanlah Demi Tuhan, pemuda yang ada di depanku ini akan mati “ si raja pun menyanggupinya, baginya si pemuda di depan dirinya ini harus segera mati. Maka, dengan disaksikan seluruh penduduk negeri itu sang raja dengan beucap Demi Tuhan, pemuda yang ada di depanku ini akan mati. Ketika itu pula Kuasa Tuhan bertindak, si pemuda saat itu juga mati. Penduduk yang menyaksikan hal itu seakan tak percaya, setelah melihat kejadian itu para penduduk menjadi berpikir bahwa sebenarnya yang berkuasa di dunia ini adalah Tuhan. Maka sejak saat itu, hampir semua penduduk tidak mau lagi menyembah kepada sang raja, dan mereka mulai belajar mengenai ajaran Tuhan.

Itulah slah satu contoh bagaimana kita harus bersabar dalam mencari ilmu. Layaknya si pemuda tadi, ia sangat sbar menjalani ilmu yang ia dapat, walaupun sebenarnya apa yang ia dapat adlah ilmu yang sangat bertentangan adanya. Tapi, semangat sang pemuda untuk mencari kebenaran selalu mendorongnya untuk tetap mencari ilmu. Hingga akhirnya ia menemukan kebenaran dari kedua ilmu yang ia dapatkan, bahkan di saat terakhir dalam hidupnya ia dapat menyampaikan ilmu itu dan membuktikan kepada seluruh penduduk di negeri itu tentang bagaimana ajaran yang benar dan hrus mereka mengerti. Subhanallah….
Semoga dapat selalu menjadi motivasi bagi kita dalam mencari ilmu,aamiin……..

Mentoring, sabtu, 26 Februari 2011

Laman

Cari Blog Ini