try to be new and everything must be better :)

Minggu, 20 November 2011

layanan kesehatan indonesia vs luar negeri



Akhir-akhir ini sangat sering kita menjumpai beberapa masyarakat Indonesia yang memilih untuk berobat keluar negeri. Bahkan, menteri kesehatan kita pun juga berobat ke luar negeri. Sebagai, masyarakat yang awwam tentunya kita bertanya –tanya. Apakah pelayanan kesehatan dan kualitas dokter di Indonesia begiu rendah? Sehingga masyarakat Indonesia lebih memilih dan percaya kepada pelayanan kesehatan di luar negeri. Sebagai seorang Meneteri Kesehatan pula, bukankah seharusnya beliau cukup bertanggung jawab akan perkembangan Pelayanan Kesehatan Indonesia? Bukankah beliau juga seharusnya tahu betul akan kualitas pelayanan dan dokter Indonesia? Jika beliau saja yang diangggap paling tahu lebih memilih luar negeri sebai tempat beliau berobat, berarti apa ada yang salah dengan pelayanan kesehatan di negara kita ini? Atau keputusan bu Menteri untuk berobat ke luar negeri merupakan rujukan dari sang dokter? Entahlah, kita hanya bisa berprasangka dan menduga-duga saja.
Secara kasat mata jika kita melihat bentuk pelayanan kesehatan di Indonesia ini, kita cukup mengelus dada. Kita patut prihatin dengan kondisi ini. Seberapa sering sekarang kita mendengar dan melihat di televisi kasus Rumah Sakit yang tak jarang memberikan pelayanan kesehatan buruk bagi masyarakat. Ingat kasus Prita? Itu bisa menjadi salah satu bentuk contoh akan cerminan pelayanan kesehatan di Indonesia. Di kota-kota yang notabene adalah kota-kota besar saja bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan masih sangat sering tidak memuaskan pelanggan. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa ketidakpuasan itu lebih sering kita temui pada Rumah Sakit yang notebene pula adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah? Seharusnya jika itu Rumah Sakit Umum milik Pemerintah harus sebisa mungkin bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, bukan sebaliknya. Kondisi Rumah Sakit di Indonesia ini juga tidak bisa tersebar secara merata di berbagai daerah. Lihat saja Rumah Sakit yang berada di Kabupaten atau daerah. Kondisi yang ada semakin membuat kita untuk mengelus dada. Di daerah saya sendiri, Kabupaten Rembang, kondisi pelayanan kesehatan yang ada masih jauh dikatakan dari baik. Jumlah tenaga medis sangat terbatas, dokter yang bertugas di sana sangat sedikit jumlahnya, bahkan dulu saya pernah menemui dokter yang dulu ketika saya kecil menangani saya, sampai sekarang masih menangani adik saya yang padahal itu sudah lebih dari 13 tahun yang lalu. Kondisi fisik beliau pastilah sudah berbeda. Beliau seharusnya sudah bisa beristirahat, namun karena terbatasnya jumlah dokter di sana, maka beliau tetap harus bekerja di Rumah Sakit itu. Kondisi rawat inap yang ada juga tidak bisa kita katakan layak. Bahkan, untuk ruang kelas VIP sekalipun. Apalagi, kelas yang berada di bawahnya? Penanganan yang cukup lama terhadap pasien. Sering kali di daerah saya dokter salah penanganan terhadap seorang pasien yang tentunya hal itu sangat merugikan sang pasien. Terlebih lagi Rumah Sakit di daerah saya hanya ada satu Rumah Sakit. Hal itu tentu tidak sebanding dengan jumlah warga yang ada dan inilah yang menjadi salah satu faktor juga yang menyebabkan kondisi Pelayanan Kesehatan yang tidak baik.
Berdasar pada salah satu informasi yang saya dapatkan di Internet, ada beberapa alasan mengapa Pelayanan Kesehatan di Indonesia belum bisa dikatakan baik. Hal itu dapat kita lihat dalam tiga kaca masalah. Yang pertama adalah siakp tenaga kesehatan kurang ramah, komunikatif, dan profesional, sehingga pelayanan kesehatan tidak tepat sasaran. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan frekuensi senyum, latihan komunikasi terutama dalam anamnesa pasien, dan belajar berpikir kritis dari kasus-kasus kesehatan.
Sedangkan yang kedua adalah kondisi ruang tunggu yang kurang nyaman. Hal ini bisa diatasi dengan menciptakan ruang tunggu yang bersih (dibersihkan pagi dan sore), menyediakan majalah atau bacaan lain agar pasien tidak bosan. Saya sangat sering melihat banyaknya pasien-pasien yang terlantar di teras-teras Rumah Sakit. Pernah suatu ketika saya mencoba bertanya kepada salah satu pasien. Saya menanyakan mengapa mereka berada di teras-teras seperti ini? Mereka pun menjawab bahwa sejatinya mereka sedang menunggu pihak Rumah Sakit menanganinya. Sudah hampir dari satu minggu mereka belum mendapat penanganan, padahal penyakit yang mereka derita cukup parah dan itu tidak hanya ada pada satu dua pasien, tetapi lebih dari itu. Sangat miris melihat kenyataan seperti itu. Lamanya waktu pemeriksaan laboratorium juga menjadi alasan mengapa kondisi pelayanan kesehatan di negara kita belum bisa dikatakan baik. Hal ini mungkin dapat diatasi dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan skill petugas laboratorium.
Profesionalitas tenaga medis di Indonesia sebenarnya tak ckup perlu diragukan. Indonesia memilki dokter-dokter yang cukup handal. Kita lihat saja, ketika masa studi, ketika kita memilih luar negeri sebagai tempat kita studi, pada saat kerjanya nanti kita tidak bisa langsung praktek kerja di Indonesia. Ada beberapa test yang harus kita jalani, karena memang di Indonesia untuk profesi dokter kita mempunyai indikator sendiri di mana setiap calon dokter harus bisa melampaui indikator tersebut. Namun, perlu digaris bawahi, kejadian malpraktek yang saat itu pernah sering kita dengar, bisa menjadi kritikan tajam bagi para dokter Indonesia. Dokter Indonesia adalah dokter handal. Jika dikatakan dokter kita cukup profesional, mengapa masih ada tindak malpraktek? Inilah PR bagi Perguruan Tinggi. Ketika dibuka penerimaan mahasiswa baru, setiap Perguruan Tinggi harus benar-benar bisa menyeleksi secara ketat. Potensi setiap individu perlu diperhatikan. Begitu pula selama masa studi ditempuh. Jangan hanya mencari tambahan “bonus” sehingga potensi dilupakan.
Berbeda dengan kondisi Pelayanan di Indonesia, Kondisi Pelayanan Kesehatan di luar negeri sudah bisa masuk dalam kategori baik. Kita lihat saja, negara tetangga kita, Singapura. Mereka begitu menjamin pelayanan kesehatan mereka bagi warga negaranya. Banyak hal beberapa warga memilih Singapura sebagai tempat berobat. Singapura sangat mengedepankan keungggulan, keselamatan dan kepercayaan, dengan fasilitas berakreditasi internasional dan dokter-dokter yang terlatih diberbagai pusat kesehatan terbaik di dunia. Sistem pelayanan kesehatan Singapura menduduki peringkat keenam terbaik dunia dan teratas di Asia menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO tahun 2000. Di samping itu, 13 rumah sakit dan pusat kesehatan di Singapura telah mendapat akreditasi Joint Commission International (JCI). Hal lainnya adalah transparansi sistem. Singapura melalui Departemen Kesehatannya selalu memberikan informasi tentang berbagai masalah kesehatan secara transparan kepada warga negaranya, terutama informasi-informasi vital terkait kesehatan manusia. Tentu hal seperti ini sangat bermnafaat bagi warga negaranya. Keunggulan pelayanan yang lebih berfokus pada pasien juga menjadi alasannya. Keunggulan Singapura yang berfokus pada pasien ini sangat membuat pasien merasa dihargai. Biaya tak urung juga menjadi alasannya. Biaya menjadi pertimbangan penting bagi banyak pasien internasional. Misalnya, bagi pasien tanpa asuransi atau berasuransi kecil dari Amerika, perawatan di Singapura hanya memakan biaya kurang lebih seperlima dibandingkan biaya di negara asal mereka. Biaya tersebut setara dengan biaya yang diberikan oleh tujuan-tujuan wisata medis Asia terkemuka lainnya. Bahkan setelah menghitung biaya akomodasi dan perjalanan bagi pasien dan pendampingnya, biaya yang dapat dihemat masih cukup signifikan. Di samping biaya yang terjangkau ini, pasien di Singapura dijamin menikmati perawatan kelas dunia dan hasil klinis yang memuaskan.
Terlalu banyak yang kita bandingkan antara pelayanan kesehatan di negeri kita dan negeri orang. Masih banyak hal pula yang harus segera Indonesia benahi demi tercapainya kondisi pelayanan kesehatan yang baik. Semua ini akan tercapai jika adanya kerja sama dari semua lapisan. Kemitraan erat antara pemerintah sebagai regulator, dunia usaha yang menyediakan pelayanan kesehatan, dan universitas sebagai pusat pengembangan dan penelitian guna meningkatkan teknologi dan fasilitas kesehatan terbaik.
                                                               -isti noor masita/ PDG 2011-

1 komentar:

Laman

Cari Blog Ini