try to be new and everything must be better :)

Minggu, 26 Juni 2011

Ketika aturan dianggap 'FREAK'

bismillahhirrahmanirrahim....

"Lan, ntar aku nebeng ya pulang ke rumah, kita sejalur kan? aku nggak ada yang jemput nih." ajak si Tari kepada Alan, temannya. Si Alan yang terkenal pemuda alim di sekolahnya kontan saja menolak ajakan si Tari. Menurut Alan, dirinya dan Tari bukanlah muhrim jadi haram baginya untuk memboncengkan Tari. "Aduh, maaf ya Tar, aku nggak bisa, kita kan bukan muhrim jadi nggak boleh boncengan berdua."
"He? kan cuma boncengan doank, nggak ngapain-ngapain juga, kamu tuh lho lan, jadi orang jangan freak gitu deh, salaman nggak mau, boncengan juga nggak mau, lama-lama kayak gitu jadi males juga temenan ma kamu."

Nah, lho? pernah nggak teman-teman semua ngerasain kejadian seperti itu?
Bagi anak-anak remaja seumuran kita pasti udah sangat nggak asing denger omongan seperti itu. Merasa aneh nggak sih, kita yang berusaha untuk menjalankan syariat yang telah di tentukan oleh ALLAH langsung malah dianggap 'freak' oleh teman kita. Kejadian di atas adalah contoh kecil di kehidupan remaja sekarang ini, saya sendiri sangat kaget ketika ada teman saya sendiri yang mengatakan seperti itu. Dalam benak saya, saya tidak habis pikir, kok bisa bisanya mereka menganggap aturan ALLAH sebagai hal yang 'freak'. Padahal jelas sekali bahwa hal itu sangat tidak disukai oleh ALLAH. Apa mereka mau menjadi hamba yang dibenci oleh ALLAH karena telah melanggar aturan ALLAH? nauudzubillah...
Seperti kejadian di atas, sebagai seorang muslim kita semua pasti tahu, bahwa haram hukumnya bagi kita bersentuhan dengan bukan mahram. Apa yang dilakukan Alan itu adalah hal benar. Dia menolak ketika dia ditawari teman perempuannya untuk berboncengan. Tapi, pemikiran teman perempuan Alan itu adalah suatu kesalahan besar. Bagaimana tidak? aturan yang diajarkan dalam agama kita, islam, adalah aturan yang langsung dari ALLAH SWT. ALLAH menciptakan aturan bagi hambaNya demi kebaikan hambaNya sendiri. Aturan ALLAH pasti mengantarkan kita pada kebaikan dan menjauhkan kita pada kemudhorotan. Jika kita menganggap aturan ALLAH itu 'freak' berarti kita sama saja meragukan ALLAH. Kita tidak percaya kepada ALLAH atas kasih sayangNya yang DIA berikan kepada kita lewat aturan yang telah ALLAH berikan. Jangan berharap pula kita akan mendapatkan kebaikan  ataupun kesenangan jika kita menganggap aturan ALLAH itu hal yang 'freak'. Karena ketika menganggap aturan ALLAH 'freak' maka tanpa disadari kita menjauh dari jalan ALLAH. Jalan yang dilalui nanti bukan jalan yang penuh dengan Ridho ALLAH dan apa jadinya nanti jika kita berjalan tanpa dituntun oleh ALLAH atau malah jadi kita masuk ke dalam jalan setan, naudzubillah...

Bab II ("SREPEH")

Sekitar pukul lima sore, akhirnya Zalfa sampai di kampung halamannya, Rembang. Ia pijakkan kaki ke tanah bumi kelahirannya, aroma khas pantai Kartini Rembang tercium hingga merasuk menyatu ke dalam raganya. Sungguh Indah Ciptaan Tuhan ini. Tak sabar Zalfa ingin menemui ayah, ibu dan adiknya di mobil yang sudah menunggu dia untuk pulang ke rumah. Sambil setengah berlari segera ia mencium tangan kedua orangtuanya. tak lupa pula ia cium adik semata wayangnya itu. Raut wajahnya begitu bahagia, ia begitu senang bisa berkumpul dengan keluarganya setelah sekian lama ia tidak pulang ke kota tercinta ini. Zalfa adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuannya kini sedang duduk di bangku kuliah, tepatnya di Universitas Diponegoro jurusan Kedokteran, sedangkan adiknya sendiri masih duduk di bangku SD kelas dua. Memang terpaut cukup jauh antara usia Zalfa dan adiknya dibandingkan usia dia dan kakaknya. Tapi, walaupun begitu tak menjadi penghalang bagi mereka untuk selalu tetap saling peduli satu sama lain. "Lho, mbk Rani nggak ikut pulang to, Fa?" "Mboten bu, katanya minggu ini masih banyak ujian." "Owh..,bilangin ke mbkmu nggak usah terlalu ngoyo, kalau capek istirahat,jangan dipaksakan, kemarin sakit magnya gimana?"
"ALhamdulillah, udah sembuh sih, iya, nanti tak bilangin ke mbk Rani." "Mbk Zalfa, aku punya kaset PS baru lhoo." kata Luthfi, adik Zalfa, menyela di tengah-tengah perbincangan dia dan ibunya. "Wah, iya to? asyik donk, nanti main ya sama mbk." "Boleh, nanti kita tanding berdua, pasti mbk Zalfa kalah." tantang si Luthfi. "Ihh...enak aja, nggak donk, mbk Zalfa kan bis amain PS juga, tapi asal nggak sepak bola aja, soalnya mbak Zalfa nggak bisa,hahaha..." Begitulah keluarga Zalfa, selalu riuh penuh canda tawa. Apalagi jika kakak Zalfa, Rina juga ikut berkumpul, akan lebih riuh lagi.
Sesampainya di rumah, Zalfa merebahkan dirinya ke kasur empuk di kamar kesayangannya. Bau harum masih tercium dari seprei yang baru saja diganti. Ibu Zalfa memang selalu menyiapkan semuanya untuk menyambut kedatangan putri-putri kesayangannya. Seperti ini, dengan dibantu mbk Sri, perempuan yang telah ikut di kelaurga Zalfa sejak 8 tahun yang lalu, ibu merapikan kamar Zalfa. Dari mengganti seprei hingga merapikan lemari. Bahkan ibu juga selalu menyiapkan masakan kesukaan Zalfa dan kakaknya. Walau itu cuma ikan pindang yang dimasak pedas, makanan kesukaan Zalfa, tapi cukup membuat Zalfa untuk menyantap hingga dua kali.
Ia melirik jam beker di meja sebelah kasurnya, pukul setengah enam. Sebentar lagi adzan maghrib berkumandang. Suara Ibu terdengar memanggil zalfa untuk segera mandi dan sholat berjamaah. Sejurus kemudian dia segera menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi. Malam sehabis sholat maghrib, Zalfa dan keluarganya menyantap makan malam. Malam ini ibunya memasak ikan bakar, ikan bakar adalah maskan kesukaan Zalfa dan adiknya. Ikan Bakar buatan ibunya ini sederhana,tapi begitu nikmat jika dirasakan. Kali ini Zalfa dan adiknya bahkan sampai menyantap dua kali. Sungguh nikmat ALLAH yang tiada tara.
Minggu pagi Zalfa dan keluarganya berolahraga bersama di alun-alun kota Rembang. ketika sampai di sana, ternyata tak ada yang berubah dengan banguna itu, pikir Zalfa dalam hati. Alun-alun itu masih tetap sama dikekelingi oleh Masjid Agung Rembang di sebelah timur dan SD Negeri 2 di bagian barat. Sedangkan di bagian selatan ada SD Negeri 4, 5 dan 1. Semua masih tampak sama seperti saat ia kecil dulu. Mungkin bedanya kalau alun-alun Rembang pagi ini terlihat lebih ramai dibanding hari-hari biasanya. Sekarang lebih banyak orang yang berolahraga di sini, terlebih lagi sekarang diberlakukan aturan "Car Free Day", seperti di semarang, jadi kapasitas orang untuk berolahraga ataupun sekadar jalan-jalan pagi menjadi lebih banyak. Udara di sini masih bersih ketimbang di semarang. Masih bersih dari polusi-polusi udara. Nggak pernah ada macet seperti layaknya di kota-kota besar. Semua berasa aman,nyaman dan tenteram.
Setelah merasa cukup lelah memutari alun-alun Remabng sambil berlari, zalfa dan keluarganya mencari sarapan pagi. Inilah hal yang sangat disukai Zalfa. Makan sate 'srepeh'. Sate khas Rembang dengan campuran lontong tahu. Sate ini hampir mirip dengan sate ayam, hanya bedanya di bumbunya. bumbu sate ini tak sekental sate ayam, warnanya pun lebih berwarna kemerahan daripada sate ayam biasa. Jika sudah menyantap sate ini rasanya ingin menyantap terus. Pagi itu terlihat ramai warung srepeh yang sudah menjadi langganan keluarga Zalfa. Untunglah masih ada tempat duduk tersisa. Sambil menunggu sate srepeh disajikan, keluarga zalfa beribincang-bincang dengan keluarga lain yang kebetulan adalah tetangga mereka sendri. Begitu sate srepeh disajikan, zalfa dan adiknya langsung menyambar. Satu tusuk ia habiskan, ia menyantapa lagi, benar nikmat rasanya. Saat itu sate srepeh seakan menjadi pelengkap kebahagiaan Zalfa menhabiskan waktu di kota kelahirannya.

I Believe

I Believe Lyrics

featuring Maher Zain

IRFAN MAKKI
When you’re searching for the light
And you see no hope in sight
Be sure and have no doubt
He’s always close to you

He’s the one who knows you best
He knows what’s in your heart
You’ll find your peace at last
If you just have faith in Him

You’re always in our hearts and minds
Your name is mentioned every day
I’ll follow you no matter what
My biggest wish is to see you one day

Chorus:
I believe
I believe
Do you believe, oh do you believe?

MAHER ZAIN
Coz I believe
In a man who used to be
So full of love and harmony
He fought for peace and liberty
And never would he hurt anything
He was a mercy for mankind
A teacher till the end of time
No creature could be compared to him
So full of light and blessings

You’re always in our hearts and minds
Your name is mentioned every day
I’ll follow you no matter what
If God wills we’ll meet one day

Chorus

If you lose your way
Believe in a better day
Trials will come
But surely they will fade away
If you just believe
What is plain to see
Just open your heart
And let His love flow through

I believe I believe, I believe I believe
And now I feel my heart is at peace

Chorus

I believe I believe, I believe I believe

Lyrics: Maher Zain, Bara Kherigi & Irfan Makki
     

Always Be There

Alllahu Akbar…

If you ask me about love
And what i know about it
My answer would be
It’s everything about Allah
The pure love, to our souls
The creator of you and me,the heaven and whole universe
The one that made us whole and free
The guardian of HIS true believers
So when the time is hard
There’s no way to turn
As HE promise HE will always be there
To bless us with HIS love and HIS mercy
Coz, as HE promise HE will always be there
HE’s always watching us, guiding us
And HE knows what’s in all in our heart

So when you lose your way
To Allah you should turn
As HE promise HE will always be there…

HE bring ourselves from the darkness into the light
Subhanallah praise belongs to YOU for everything
Shouldn’t never feel afraid of anything
As long as we follow HIS guidance all the way
Through the short time we have in this life
Soon it all’ll be over
And we’ll be in His heaven and we’ll all be fine

So when the time gets hard
There’s no way to turn
As HE promise He will always be there
To bless us with HIS love and HIS mercy
Coz, as HE promise HE will always be there
HE’s always watching us, guiding us
And HE knows what’s in all in our heart

So when you lose your way
To Allah you should turn
As HE promise HE will always be there…

Allahu Akbar…

So when the time gets hard
There’s no way to turn
As HE promise He will always be there
To bless us with HIS love and HIS mercy
Coz, as HE promise HE will always be there
HE’s always watching us, guiding us
And he knows what’s in all in our heart

So when you lose your way
To Allah you should turn
As HE promise HE will always be there…

Allahu Akbar…                      
                                      
                                       (MAHER ZAIN)

Senin, 13 Juni 2011

Lomba Menulis Kisah Nyata Dunia Maya _Antara Aku, Dia dan Facebook

Bismillahhirrahmanirrahim…

Tulisan ini aku tujukan kepada saudara saudariku , terutama sesama muslimah yang berjuang untuk menjadi muslimah sejati di hadapan ALLAH,aamiin…

Kami adalah sesama aktivis dakwah di sekolah. Aku seorang akhwat dan dia seorang ikhwan. Namun, aku dan dia tak pernah kenal sebelumnya. Kami dipertemukan secara tidak sengaja melalui sebuah amanah di suatu organisasi di sekolah kami. Akupun baru mengenalnya setelah tahu aku akan bekerja sama dengan dia untuk menjalankan amanah di sekolah kami, begitupun dia, dia juga tak mengenalku sebelumnya, walaupun kami satu sekolah, tapi kami tak saling kenal, mungkin karena terlalu banyaknya jumlah murid di sekolah kami, yang jelas kami tak pernah saling mengenal satu sama lain.

Alhamdulillah, saat itu ALLAH memberikanku berbagai amanah di berbagai organisasi sekolah. Termasuk amanah di organisasi di mana aku dan dia ikut bergabung. Ketika itu teman-teman memberikanku amanah untuk menjadi sekretaris kegiatan, sedangkan dia sendiri diamanahi sebagai DU (Dana Usaha). Karena berbagai amanah yang aku dapatkan, aku cukup sulit untuk mengatur waktu, terlebih lagi ketika itu aku masih sangat awal menjabat di berbagai organisasi yang aku ikuti, sehingga butuh bagiku waktu untuk beradaptasi. Kesibukanku itu membuatku menjadi sedikit lupa akan amanah yang diberikan teman-teman padaku, padahal seorang sekretaris memegang peran awal dalam melaksanakan sebuah kegiatan. Seorang sekretaris harus mendahului membuat beberapa proposal yang akan ditujukan kepada sekolah untuk mendapat izin serta ditujukan ke beberapa pihak sponsor untuk mendapatkan dana dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Seperti halnya dengan dia sebagai seorang Dana Usaha ,telah menjadi kewajiban bagi dia untuk bertindak cepat melayangkan beberapa proposal ke pihak-pihak sponsor untuk mendapatkan dana. Karena hal itulah, maka dia memintaku untuk sesegera mungkin membuat proposal. Ya, inilah awal komunikasi kami.
Ternyata membuat proposal memang tak semudah yang dibayangkan. Proposal yang aku buat untuk kegiatan tersebut harus aku ganti berkali-kali, setiap hari selalu ada bagian yang salah dan harus segera diperbaiki. Hal ini pula yang menjadikan aku dan dia semakin sering berkomunikasi. Tak hanya sekedar lewat sms , tapi juga melalui facebook. Facebook yang ketika itu sedang gencar-gencarnya sebagai alat komuniaksi di dunia maya. Inilah situs jejaring sosial yang menjadi awal komunikasi kami. Aku sebenarnya termasuk anak yang tak begitu doyan akan dunia maya, aku punya fb, tapi aku tak sering menggunakannya, hanya sesekali saja aku membukanya untuk sekedar berkomunikasi dengan teman-temanku. Suatu hari ketika aku sedang asyik bermain fb, aku teringat, si ‘dia’ pernah memintaku untuk meng-add fbnya, bagiku hal itu sah-sah saja, toh kami kan teman sekerja, mungkin lewat fb bisa menjadikan kami untuk lebih mudah berkomunikasi secara cepat. Ketika itu pula, segera aku mengetik namanya di bagian kotak search, sejurus kemudian muncul beberapa nama yang mirip dengan nama dia, aku klik di nama bagian teratas, sepertinya ini deh fbnya, batinku dalam hati. Jemariku langsung saja menuju kotak add as friend untuk bisa menjadi teman dia.

Hari selanjutnya, aku kembali membuka fbku, seperti biasa ada beberapa notification. Aku lihat satu per satu, pandanganku tertuju pada satu nama, ya teman kerja baruku ternyata telah mengconfirm friend requestku, hey..lihat ternyata dia tak hanya mengconfirm, tapi dia memberikan pesan singkat di wall fbku. Aku baca sekilas pesan singkat yang dia berikan, dahiku sedikit mengkerut, dia tidak kenal aku? tanyaku dalam hati, masa dia tidak mengenali temannya sendiri?hemm okelah, mungkin memang kita masih baru saja kenal dan aku sendiri memang tak cukup terkenal di sekolah, jadi wajarlah kalau memang dia tidak begitu mengenaliku. Segera aku balas pesan singkat di hadapanku tadi. Selang beberapa hari , dia kembali membalas wallku, kali ini dia sudah cukup mengenaliku sebagai teman sekerja dengannya. Aku perhatikan gaya bahasa yang dia lontarkan dalam pesan itu, gaya bahasa yang cukup asyik dan mungkin bagiku terkesan agak SKSD. Seorang ikhwan ternyata bisa seperti ini juga, batinku dalam hati. Aku balas pesang singkat dia, kali ini tidak sekaku seperti awal aku membalas pesan dia, pesan layaknya teman dengan teman. Singkat kata, semenjak saat itu aku semakin sering berkomunikasi dengan dia, terutama lewat situs jejaring sosial ini. Entah mengapa aku dan dia rasanya begitu nyambung jika sedang membicarakan sesuatu. Wall to wall ku ke dia bahkan sudah mencapai ratusan, kami tak hanya membicarakan masalah organisasi, tapi melebar sampai ke lain-lain.
Lambat laun aku merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Aku merasa aku telah melakukan hal yang kurang baik, terutama di hadapan ALLAH. Terlebih lagi ketika aku mulai mendengar gunjingan orang tentangku, ya tentangku dan dia, siapa lagi? Ternyata komunikasiiku dengannya di fb selama ini telah menyita perhatian banyak temanku. Masya ALLAH, aku merasa sungguh berdosa di hadapan ALLAH. Pantaskah aku disebut sebagai muslimah? Aku tau, teman-temanku hanya bermaksut main-main saja dengan guyonan mereka. Tapi, tetap saja itu membuatku merasa tidak nyaman, bahkan aku semakin takut, ya aku takut, aku akan melakukan kesalahan sama seperti yang telah aku alami dulu. Hampir satu sekolah tahu akan berita tentang aku dan dia, bukan hanya teman satu kelasku, tapi teman-teman di berbagai organisasi yang aku ikuti pun tahu, mereka acap kali menggodaku, apalagi jika aku sedang jalan dengan teman-temanku dan bertemu dengan dia. Teman-temanku semakin senang menggodaku.

Satu hal yang sangat membuatku sakit adalah ketika piknik widya wisata ke Bali. Saat itu malam hari di bus menuju pelabuhan yang akan mengantarkan kami serombongan menyeberang melewati laut menuju pulau Bali. Di tengah perjalanan, ada temanku yang suka iseng mengerjai aku dan teman-temanku yang lain. Tepat saat itu giliran aku yang kena ulahnya. Sebelumnya ,dia sudah seringkali menggodaku, apalagi jika bukan berita tentang aku dan si dia. Temanku ini dengan isengnya membuka fbku dan membuka wall to wall ku dengan si dia, dia tak hanya membukanya, tapi juga membacanya, lebih tepatnya membacanya dengan keras di hadapan seluruh teman-temanku di bus. Kalian bisa membayangkan betapa riuhnya di dalam bus kami? Terdengar sekali gelak tawa teman-temanku. Aku merasa sangat malu, entah malu atau marah aku tak tahu, tapi aku merasa untuk bersikap biasa ke teman-temanku, sekali lagi aku menghibur diri sendiri, mungkin mereka hanya bermaksut main-main saja, aku mencoba tersenyum walau dalam senyum itu hatiku sakit karena dipermalukan.

Rasanya aku merasakan banyak hal yang berubah semenjak ada gosip tentangku dengannya. Semakin hari aku semakin takut. Takut karena apa, entahlah aku sendiri masih bingung. Tapi, kedekatanku dengan si dia malah semakin dekat. Aku dan dia sering kali bertukar pikiran untuk berdiskusi, saling share jika salah satu diantara kami mempunyai masalah, bahkan aku dan dia sering bersaing mendapatkan nilai terbaik di setiap ujian yang diadakan sekolah, tak lepas pula kami saling memberi semangat. Layar chatboxku setiap kali aku ol tak pernah lepas dari kotak chat dengannya. Kami selalu sepakat membuat janji untuk dapat saling chatting bersama. Saling cerita satu sama lain. Aku dan dia benar- benar dekat, dia bahkan telah hafal karakter-karakter aku, aku yang seperti apa dia tahu. Kami memang dekat, tapi kami tak sampai ‘berpacaran’. Kami dekat layaknya kedekatan seorang sahabat. Kami sama-sama memiliki masa lalu yang cukup kelam, terlebih mengenai soal ‘pacaran’. Aku dan dia sama-sama sedang belajar. Belajar untuk menjadi lebih baik, kami saling memotivasi, mengingatkan agar tidak terjebak lagi dalam hal-hal yang kurang baik seperti masa lalu.

Kian hari semua yang terjadi, antara aku dan si dia semakin terlihat indah, tapi di balik keindahan itu, aku merasa itu hanya keindahan semu belaka, rasa takutkku bahkan semakin menjadi-jadi. Ya ALLAH…. tangisku dalam hati.

Aku semakin gelisah dari hari ke hari, aku semakin bingung dengan apa yang aku pikirkan. Aku merasa aku menjadi hamba ALLAH yang begitu hina. Apa yang telah aku lakukan ya ALLAH? Apa aku telah melanggar janjiku padaMu? Aku takut. Aku mencoba untuk menenangkan diri, aku ingin bisa mencerna semua yang sedang terjadi secara jernih, aku ambil nafas yang cukup panjang, kemudian aku membuangnya, aku kembali ambil nafas dan kembali membuangnya lagi, berulang kali aku melakukan hal itu hingga aku merasa aku telah merasa lebih rileks. Dalam kondisi pikranku yang masih jernih, aku kembali mengingat semua yang telah terjadi selama ini, tanpa kurasa air mataku jatuh, kalimat istighfar tiada henti aku lontarkan dari bibirku. Cukup. Aku salah. Tak seharusnya aku melakukan hal itu. Aku terus saja menyalahkan diriku sendiri. Tapi, kemudian aku kembali berpikir, tak ada gunanya jika aku hanya terus menyalahkan diri sendiri, aku harus mencari solusi,ya solusi! Solusi atas segala permasalahan pelik yang sedang terjadi dalam hidupku. Bantu hamba ya Rabb…ibaku dalam tangis yang menderu.

Bukan hal mudah memang mencari solusi yang tepat dalam permasalahan ini. Aku kembali bingung. Otakku semakin keras berpikir, cara apa yang terbaik yang dapat aku lakukan. Semakin keras otakku berpikir, bukan aku mendapatkan solusi, melainkan kepalaku malah menjadi terasa sakit. Aku tidak sanggup ya ALLAH…. rintihku dengan penuh iba. Alhamdulillah, di tengah-tengah kebingunganku ALLAH masih sayang padaku, ALLAH memudahkanku kawan, aku berhasil mendapatkan solusi atas segala permasalahanku. Aku putuskan untuk segera memberitahu kepada si dia, mejelaskan semuanya bahwa apa yang telah terjadi antara kita bukan hal yang baik, ALLAH tak akan suka. Tapi, aku kembali dilanda bingung, jemariku rasanya seakan mati kaku ketika aku akan mengklik tombol send pada layar hape aku. Padahal, aku telah mengetik pesan panjang berisikan teks yang telah aku rancang sedemikian rupa untuk memberikan penjelasan padanya. Ya ALLAH ada apa lagi ini? Pikiranku berkecamuk. Apa aku sanggup ya ALLAH? Kenapa aku takut? apa aku takut pesan yang aku tulis akan membuat dia sakit hati? Tapi, mengapa akau harus takut dia akan sakit hati? Ya ALLAH… apa ini yang sedang aku rasakan?Mengapa aku merasa tak sanggup jika harus membuat dia sakit hati? Astaghfirullah… Apakah seperti ini yang dinamakan cinta? Engkau bilang cinta itu suatu yang indah bukan? Tapi, mengapa aku merasa ini bukan suatu yang indah? Lebih banyak aku merasakan sakit. Seperti inikah rasanya cinta yang bukan haq? Istighfar terlontar terus, keluar dari bibirku. Kembali aku merasa kepalaku begitu pening dan aku kembali ambruk.

Di sepertiga malam aku terbangun. Aku bersegera mengambil air wudlu dan bergegas melaksanakan tahajud. Selesai sholat, air mataku tumpah seketika. Sajadahku telah basah oleh linangan air mata. Aku tak kuasa menahan rasa sakit yang telah berhari-hari aku alami. Aku mengadu pada Sang Maha Kuasa, aku meminta segala petunjuk dariNya. Aku memohon ampun atas segala dosa yang telah aku perbuat selama ini. Aku tak lain hanyalah hamba yang hina. Aku tak tahu, apakah aku masih pantas meminta belas kasihanMu?meminta pertolonganMu? Tapi, jika bukan Engkau, siapa yang dapat membantuku ya ALLAH? Aku tak hentinya menangis dan terus menangis. Malam itu seakan menjadi saksi bisu atas segala permasalahan yang aku adu kepada Sang Illahi. ALLAH ternyata masih sayang padaku, selesai aku mengadu kepadaNya, aku merasakan ketenangan yang luar biasa. Rasanya hati begitu tenteram setelah aku adukan semua padaNya. Terima kasih ALLAH.

Aku kini memberanikan diri untuk menyampaikan kepada si dia. Pesan yang ketika itu batal aku kirim, secepat mungkin aku kirim ke dia. Aku berharap semoga dia dapat mengerti dan memahami. Dengan berucap bismillah…aku kirim pesan itu ke nomor hape dia. Pikiranku melayang, apa dia di sana juga merasakan hal sama? Apa dia juga merasakan sakit? Apa dia juga bingung? Apakah dia juga berpikir ini bukan hal baik yang harus dirasakan sesama aktivis dakwah seperti kami? Entahlah, yang jelas semoga dia dapat mengerti. Aku menunggu balasan darinya. Tak ada jawaban. Aku kembali menunggu. Masih belum ada jawaban. Mungkin pulsa dia sedang habis. Aku mencoba berpikir positif. Satu hari, dua hari berlalu, masih belum saja ada balasan. Aku kembali lihat ke hapeku. Aku mencoba mengecek laporan pengiriman pesan waktu itu. Terkirim. Tapi, mengapa tak ada balasan hingga sekarang? Perasaanku mulai tak enak, aku mencoba mengirim pesan kembali. Nihil. Tak ada balasan. Aku membuka fb. Sudah beberapa hari pasca aku mengirim pesan itu, dia tak terlihat berada di fb ku. Yasudahlah, mungkin ini memang sudah jalan terbaik, bukankah ini yang kamu inginkan? Tanyaku dalam hati. Selama seminggu aku sama sekali tidak berkomunikasi dengannya, entah itu melalui hape ataupun fb. Alhamdulillah, ALLAH memberiku banyak kesibukan di sekolah, sehingga aku tak terus bergelayut dengan masalah itu. Tepat di hari ke tujuh, saat aku sedang membuka fbku, aku tersentak kaget, tiba-tiba saja dia muncul kembali, dia menulis pesan di wall ku, jantungku rasanya berdegup kencang. Apa yang di tulis? Apa pesan balasan yang kemarin aku kirim? Kalau iya, mengapa dia menuliskannya di fb? Bagaimana jika banyak orang akan tahu? Aku beranikan diri untuk membuka pesan dia di wall fbku. Aku baca isi pesan itu, ternyata dia tak berbicara soal masalah yang kemarin. Aku mencoba membalas pesan dia, bukan pesan yang penting sepertinya, lebih tepatnya aku sendiri juga tak begitu paham dengan maksut pesan dia. Ternyata setan masih saja mencoba menggoyahkan imanku. Beberapa hari setelah kejadian itu aku berkomunikasi dengan dia (lagi), ya kembali berkomunikasi dekat. Tapi, kami tak sedikitpun menyinggung masalah yangg kemarin, aku takut jika harus menanyakannya.

Seperti yang telah aku katakan tadi, aku dan dia kembali terlibat obrolan aktif. Situs jejaring sosial seperti fb ini tak ubahnya juga menjadi ajang obrolan kami. Saling mengewall satu sama lain, mengomentari status satu sama lain. Teman-temanku pun juga semakin gencar menggodaku, termasuk teman-temanku di kalangan ROHIS. Sakit rasanya ketika aku tahu teman-teman sesama aktivis dakwah di ROHIS juga ikut menggodaku. Bahkan yang lebih sakit lagi awal muncul gossip tentang aku dan dia berasal dari ROHIS ini, miris rasanya hatiku. Aku sakit, mengapa tempat di mana aku belajar untuk menjadi lebih baik, di mana aku bertekad untuk lebih mengenal tentang agama malah memberiku hal seperti ini? Teman-teman sesama aktivis dakwah ku? Mengapa mereka juga malah ikut-ikutan menggodaku, bukankah kita saudara muslim? Bukankah sesama saudara muslim wajib saling mengingatkan jika satu muslim melakukan kesalahan? Tapi, di mana sekarang mereka? Mereka sendiri tak ubahnya sepert teman-temanku yang lain, bukankah mereka juga paham hal-hal semacam ini yang kerap menimpa sesama akitivis dakwah, mengapa tak ada satu pun yang menegurku? Mereka malah terus saja menggodaku, apa ini masih disebut sebagai saudara muslim? Jika mereka sesama saudara muslim saja seperti itu, lalu dengan siapa aku harus bercerita, mengeluhkan segala maslah yang menimpaku, meminta nasihat untuk diriku. Aku jadi tak percaya dengan mereka. Selama ini aku lebih memilih untuk menyimpan sendiri masalah ini. Untunglah, aku selalu mempunyai ALLAH, hanya ALLAH yang selalu bisa menjadi tempat peraduanku, hanya ALLAH yang selalu bisa memberiku pencerahan dari segala persoalan. Terima kasih ALLAH. Bukan ini yang ingin aku dapatkan dari ROHIS. Aku memberontak dalam hati, sakit luar biasa rasanya. Ini adalah kedua kalinya aku terjebak dalam diriku sendiri, dulu aku terjebak dalam ketidak tahuanku, tapi sekarang aku kembali terjebak dalan ketahuanku sendiri.

Aku kembali termenung, aku tak bisa terus menerus seperti ini. ALLAH akan semakin marah padaku dan aku tak mau itu. Tapi, apa yang harus aku lakukan? Aku kembali bingung dengan diriku sendiri. Akhirnya, aku memutuskan untuk segera menyampaikan kepada si dia, ya menyampaikan tentang semua ini, satu yang pasti aku harus menjauh dari dia. Di tengah-tengah obrolan kami lewat sms, aku mengatakan bahwa aku ingin menjauh darinya. Aku bilang semua yang terjadi bukan hal baik. ALLAH tak suka dan akan marah. Tak seperti sebelumnya, kali ini aku tak harus menunggu lama balasan dari dia. Aku bersiteru dengan dia lewat sms. Aku tetap bersikukuh pada pendirianku. Dia bisa menerima, tapi dia menanyakan mengapa harus menjauh? Bagiku, dengan aku menjauh akan mudah bagiku melupakan semua yang telah terjadi ini. Aku memang tak bisa melontarkan alasan secara jelas kepada dia, tapi bagaimanapun aku tetap kembali bersikukuh pada kemauanku. Akhirnya, dia bisa memahami semua yang menjadi kemauanku. Langkah awal, aku meminta kepada dia untuk meremove saja aku sebagai friend di fbnya. Menurutku fb berpengaruh besar terhadap masalah yang terjadi antara aku dan dia. Bahkan, aku dan dia sempat berpikir untuk menghapus fb kami masing-masing. Tapi, tak selamanya fb itu menyakitkan, fb juga bisa memberikan beberapa manfaat, dia mengatakan padaku kalau sepertinya dia tak bisa jika harus menghapus fbnya, karena dari fb itu dia sering mendapatkan informasi-informasi yang bermanfaat bagi dia. Okelah, aku bisa memakluminya. Yang terpenting saat ini aku harus meremove dia sebagai friendku. Setidaknya dengan meremove akan mengurangi kapasitasku dengan dia untuk berkomunikasi di dunia fb dan teman-temanku secara perlahan tidak akan menggodaku lagi dengan gossip itu. Meremove saja ternyata tak menjadikan solusi jitu, aku butuh solusi yang lebih ampuh. Aku benar-benar ingin menjauh darinya dan fokus hanya pada jalanku sendiri. Jika hanya meremove, masing-masing dari kita tetap bisa melihat profil satu sama lain. Ketika itu aku berpikir bahwa satu-satunya cara adalah aku harus mengeblock dia, ya dengan mengeblock aku tak akan lagi bisa berhubungan dengan dia di dunia fb. Aku tak meminta izin dulu kepada dia ketika aku akan mengeblock fbnya. Keringat dingin mengucur dari tubuhku saat aku hendak menekan tombol block di fbnya. Aku gugup, dengan mengucap bismillah…akhirnya aku tekan tombol block itu. Aku berharap ini adalah yang terbaik bagiku dan dia. Setelah aku mengeblock fbnya, baru aku sms untuk memberitahu dia. Pada awalnya dia sempat protes, mungkin reaksiku terlalu berlebihan, tapi aku tak bisa jika tidak melakukan cara ini. Aku tak tahu apa yang dia rasakan saat itu, mungkin marah, mungkin kecewa, biarlah dia boleh marah padaku daripada dia akan menyesal kelak. Aku tahu caraku mungkin salah, tapi hanya ini yang bisa aku perbuat, aku terlanjur bingung, sedangkan rasa takut semakin mengahantuiku. Aku hanya berdoa semoga secara perlahan dia dapat memahami, mengambil pelajaran dari ini semua, menjadikan dia untuk lebih baik, begitu juga denganku, semoga ini menjadi pelajaran paling berharga bagiku. Semoga dengan kejadian ini baik aku ataupun dia dapat selalu menjadi pribadi yang kuat, istiqomah dan selalu bersemangat mengemban dakwah di jalanNya. Air mataku kembali mengalir. Entah ini air mata apa, air mata bahagia karena sekarang aku telah bisa menjauh darinya, atau air mata karena…..??? aku tak tahu. Beginilah jika seorang akhwat jatuh cinta, ya ALLAH? Begitu sakit rasanya.

Alhamdulillah, sekarang aku dan dia sudah jauh lebih baik. Kami tak lagi seperti dulu. Kami mungkin masih berkomunikasi, tapi hanya untuk komunikasi penting. Bahasa kami pun lebih sopan daripada yang dulu. Alhamdulillah, aku turut senang dengan perubahan dia yang semakin hari semakin baik. Semoga dia benar-benar menjadi pengemban dakwah sejati memegang teguh risalah ALLAH. Jalan kami masih panjang. Banyak hal yang masih dapat kami lakukan. Kami berjanji untuk fokus pada jalan masing-masing. Semua kini terlihat lebih indah. Terima kasih ALLAH.

Saudara saudariku tercinta, itulah sepenggal cerita kehidupanku di dunia maya. Bukan cerita bahagia ataupun lucu jika membacanya. Aku tahu apa yang menimpaku telah sering kali kalian rasakan juga sesama teman aktivis dakwah. Pesanku pada kalian semua, jangan pernah takut untuk mengambil tindakan yang benar. Mungkin akan terasa pahit, tapi akan manis kemudian. Cinta yang hakiki hanya cinta kepada ALLAH. Teruntuk kalian semua, saudara muslimahku, ada sepenggal puisi untuk kalian :
Indahnya cinta


Dia memberikan kita sebuah rasa
Rasa yang begitu indah
Yang selalu hadir di setiap hambaNYA
Tanpa kita bisa mengelak dan menolak
Iya..dialah cinta
Begitu sulit memaknai dan menjaganya
Tapi karena cinta
Cinta kepada Sang pencipta
Kita bisa memuji segala ciptaanNYA
Cinta kepada orangtua
Mengantarkan bakti kita untuk mereka
Cinta kepada saudara
Mengantarkan kita kepada indahnya ukhuwah
Begitu indahnya cinta
Jika kita bisa menempatkan dia
Pada tempat yang tepat
Cinta kepada ALLAH
Dan segala cinta karena ALLAH
Itulah cinta hakiki
Cinta datang dariNYA
Dan hanya mulia untukNYA (15-06-2011)

Sabtu, 11 Juni 2011

Bab I (Gadis itu bernama Zalfa)

Sorak sorai siswa kelas 3 SMA Negeri 3 Semarang itu terdengar begitu ceria. Hari ini adalah hari terakhir bagi mereka melaksanakan Ujian Nasional. Raut wajah Zalfa dan teman-temannya begitu bahagia setelah keluar dari ruang ujian. Beberapa dari mereka telah merencanakan untuk bermain bersama sekadar melepas penat. "Fa, habis ini main yuk!" ajak si Faya. "Duh, kayaknya aku nggak bisa deh, aku mau pulang ke Rembang nih, udah lama banget nggak pulang." jawab si Zalfa. "Yaahh.......nggak bis amain bareng donk." raut wajah Faya terlihat kecewa. "Maaf Fay, tapi gimana? hari ini mumpung aku ada waktu lumayan longgar, kalau besuk - besuk aku pasti udah nggak sempet buat pulang, maaf yaa.." "Hemm...yaudah deh nggak papa, lain kali ya main bareng,udah lama nih kita nggak jalan bareng." "Siiippp deh, insyaALLAH, yaudah aku pulang dulu yaa.." pamit si Zalfa. "Ati-ati ya, Fa!"
Zalfa Rafidah Uzma, gadis berumur 17 tahun itu terlihat begitu ceria berjalan pulang. Ia sudah tak sabar untuk segera berkemas dan pulang ke kampung halamannya, Rembang. Jarak tempuh antara Semarang dan Rembang sebenarnya tak begitu jauh, hanya saja jalan pantura yang menjadi penghubung antara kedua kota itu masih dalam taraf perbaikan, sehingga yang semula hanya membutuhkan waktu 3 jam menjadi 4 atau bahkan 5 jam jika keadaan jalan sangat parah. Ba'da dhuhur, tepat pukul 12.30 Zalfa menaiki bus yang akan membawanya menuju ke terminal terboyo semarang. Perjalanan dari rumah menuju ke Terboyo memakan waktu sekitar satu jam jika ditempuh menggunakan bus. Sebenarnya tidak akan selama itu jika bus tidak seenaknya "ngetem", menaik turunkan penumpang di sembarang tempat yang sering kali menyebabkan macet panjang, belum lagi kalau musim hujan, banyak "rob" di sana sini. Sungguh, tentu bukan hal yang sangat indah untuk dipandang terlebih lagi di kota ibu kota provinsi, seperti semarang ini.
Bus yang ditumpangi Zalfa ketika itu tidak terlalu penuh sesak, mungkin karena memang pada hari itu bukan weekend ataupun libur nasional. Inilah hal yang paling disukai Zalfa, ia begitu suka naik bus kota menuju terboyo, bagi dia naik bus membuatnya dia belajar banyak dari apa yang ia lihat sepanjang perjalanan. Seperti sekarang ini, Zalfa melihat dua orang bocah, kira-kira umurnya 8 - 10 tahun, yang satu memegang gitar kecil, yang satu memegang gelas aqua bekas, mereka berdua berniat menghibur kami, para penumpang, dengan suara mereka. Melihat keadaan mereka, berbalut pakaian yang lusuh, tanpa alas kaki, berbadan kumal, hati Zalfa rasanya miris. Dalam benaknya, ia bertanya - tanya, siapa orangtua kedua bocah ini?dimana mereka tinggal?apa mereka makan?apa mereka sekolah?mengapa mereka di usia sekecil ini bekerja? Pertanyaan-pertanyaan itu terus bergelayut di pikiran Zalfa,berkecamuk hingga mencambuk semangat Zalfa membangun mimpi baru di samping mimpinya dulu, mimpi yang telah ia bangun. Dalam hati ia berdoa semoga Engkau selalu memudahkan hamba, bantu hamba ya Rabbi...

Laman

Cari Blog Ini