try to be new and everything must be better :)

Minggu, 26 Juni 2011

Bab II ("SREPEH")

Sekitar pukul lima sore, akhirnya Zalfa sampai di kampung halamannya, Rembang. Ia pijakkan kaki ke tanah bumi kelahirannya, aroma khas pantai Kartini Rembang tercium hingga merasuk menyatu ke dalam raganya. Sungguh Indah Ciptaan Tuhan ini. Tak sabar Zalfa ingin menemui ayah, ibu dan adiknya di mobil yang sudah menunggu dia untuk pulang ke rumah. Sambil setengah berlari segera ia mencium tangan kedua orangtuanya. tak lupa pula ia cium adik semata wayangnya itu. Raut wajahnya begitu bahagia, ia begitu senang bisa berkumpul dengan keluarganya setelah sekian lama ia tidak pulang ke kota tercinta ini. Zalfa adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuannya kini sedang duduk di bangku kuliah, tepatnya di Universitas Diponegoro jurusan Kedokteran, sedangkan adiknya sendiri masih duduk di bangku SD kelas dua. Memang terpaut cukup jauh antara usia Zalfa dan adiknya dibandingkan usia dia dan kakaknya. Tapi, walaupun begitu tak menjadi penghalang bagi mereka untuk selalu tetap saling peduli satu sama lain. "Lho, mbk Rani nggak ikut pulang to, Fa?" "Mboten bu, katanya minggu ini masih banyak ujian." "Owh..,bilangin ke mbkmu nggak usah terlalu ngoyo, kalau capek istirahat,jangan dipaksakan, kemarin sakit magnya gimana?"
"ALhamdulillah, udah sembuh sih, iya, nanti tak bilangin ke mbk Rani." "Mbk Zalfa, aku punya kaset PS baru lhoo." kata Luthfi, adik Zalfa, menyela di tengah-tengah perbincangan dia dan ibunya. "Wah, iya to? asyik donk, nanti main ya sama mbk." "Boleh, nanti kita tanding berdua, pasti mbk Zalfa kalah." tantang si Luthfi. "Ihh...enak aja, nggak donk, mbk Zalfa kan bis amain PS juga, tapi asal nggak sepak bola aja, soalnya mbak Zalfa nggak bisa,hahaha..." Begitulah keluarga Zalfa, selalu riuh penuh canda tawa. Apalagi jika kakak Zalfa, Rina juga ikut berkumpul, akan lebih riuh lagi.
Sesampainya di rumah, Zalfa merebahkan dirinya ke kasur empuk di kamar kesayangannya. Bau harum masih tercium dari seprei yang baru saja diganti. Ibu Zalfa memang selalu menyiapkan semuanya untuk menyambut kedatangan putri-putri kesayangannya. Seperti ini, dengan dibantu mbk Sri, perempuan yang telah ikut di kelaurga Zalfa sejak 8 tahun yang lalu, ibu merapikan kamar Zalfa. Dari mengganti seprei hingga merapikan lemari. Bahkan ibu juga selalu menyiapkan masakan kesukaan Zalfa dan kakaknya. Walau itu cuma ikan pindang yang dimasak pedas, makanan kesukaan Zalfa, tapi cukup membuat Zalfa untuk menyantap hingga dua kali.
Ia melirik jam beker di meja sebelah kasurnya, pukul setengah enam. Sebentar lagi adzan maghrib berkumandang. Suara Ibu terdengar memanggil zalfa untuk segera mandi dan sholat berjamaah. Sejurus kemudian dia segera menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi. Malam sehabis sholat maghrib, Zalfa dan keluarganya menyantap makan malam. Malam ini ibunya memasak ikan bakar, ikan bakar adalah maskan kesukaan Zalfa dan adiknya. Ikan Bakar buatan ibunya ini sederhana,tapi begitu nikmat jika dirasakan. Kali ini Zalfa dan adiknya bahkan sampai menyantap dua kali. Sungguh nikmat ALLAH yang tiada tara.
Minggu pagi Zalfa dan keluarganya berolahraga bersama di alun-alun kota Rembang. ketika sampai di sana, ternyata tak ada yang berubah dengan banguna itu, pikir Zalfa dalam hati. Alun-alun itu masih tetap sama dikekelingi oleh Masjid Agung Rembang di sebelah timur dan SD Negeri 2 di bagian barat. Sedangkan di bagian selatan ada SD Negeri 4, 5 dan 1. Semua masih tampak sama seperti saat ia kecil dulu. Mungkin bedanya kalau alun-alun Rembang pagi ini terlihat lebih ramai dibanding hari-hari biasanya. Sekarang lebih banyak orang yang berolahraga di sini, terlebih lagi sekarang diberlakukan aturan "Car Free Day", seperti di semarang, jadi kapasitas orang untuk berolahraga ataupun sekadar jalan-jalan pagi menjadi lebih banyak. Udara di sini masih bersih ketimbang di semarang. Masih bersih dari polusi-polusi udara. Nggak pernah ada macet seperti layaknya di kota-kota besar. Semua berasa aman,nyaman dan tenteram.
Setelah merasa cukup lelah memutari alun-alun Remabng sambil berlari, zalfa dan keluarganya mencari sarapan pagi. Inilah hal yang sangat disukai Zalfa. Makan sate 'srepeh'. Sate khas Rembang dengan campuran lontong tahu. Sate ini hampir mirip dengan sate ayam, hanya bedanya di bumbunya. bumbu sate ini tak sekental sate ayam, warnanya pun lebih berwarna kemerahan daripada sate ayam biasa. Jika sudah menyantap sate ini rasanya ingin menyantap terus. Pagi itu terlihat ramai warung srepeh yang sudah menjadi langganan keluarga Zalfa. Untunglah masih ada tempat duduk tersisa. Sambil menunggu sate srepeh disajikan, keluarga zalfa beribincang-bincang dengan keluarga lain yang kebetulan adalah tetangga mereka sendri. Begitu sate srepeh disajikan, zalfa dan adiknya langsung menyambar. Satu tusuk ia habiskan, ia menyantapa lagi, benar nikmat rasanya. Saat itu sate srepeh seakan menjadi pelengkap kebahagiaan Zalfa menhabiskan waktu di kota kelahirannya.

4 komentar:

  1. Kakaknya Rani atau Rina? :)

    catatan sedikit :
    untuk kalimat dialog, setiap kalimat dialog baru ditulis dalam paragraf yang berbeda. untuk tips-tips penulisan, bisa kunjungi di http://kampungwritingr3vo.blogspot.com/

    ini cerpen atau catatan perjalanan dek?

    BalasHapus
  2. kakaknya itu R-A-N-I, mbak dhaniiiiii........ hehe..

    Judul = SREPEH. Jika "srepeh" di ceritakan di bagian akhir cerita, sebaiknya munculkan kesan yang mendalam, karena "srepeh" lah klimaksnya.

    LANJUTKAN! :)

    BalasHapus
  3. mbk dhani : terima kasih mbk sudah mampir :)
    maksutnya itu nama kakaknya rani mbk,hehe,
    iya mbk tata cara penulisannya saya masih awam banget,oke deh nnti saya akan berkunjung ke alamat itu, mksih mbk :)
    ehm..sebenernya pengenya mbk, pngen bgd bsk bisa bikin novel, aamiiinn.....jadi bab-bab itu rencananya bab yang nanti ada di novel nanti, tapi ya gitu mbk masih 2 bab doank,haha dan masih amburadul bgd mbk, makanya minta tlg mbk dhani, kalo mbk dhani berkenan mnta tlg srg dikoreksi mbk,hehe :) :)

    BalasHapus
  4. mas fauzi : hiyy..mas fauzi sok tahu :p
    haha, iya sih mas, bener juga ya, nyeritain srpeh tapi blm dapet klimaksnya, hemm..oke deh,, nnti akan sgera saya perbaiki, mksh mas :)

    BalasHapus

Laman

Cari Blog Ini