try to be new and everything must be better :)

Senin, 14 Maret 2011

SABAR DALAM MENCARI ILMU

Bismillahhirrahmanirrahim….

Disebutkan pada suatu kisah pada zaman dahulu, hiduplah seorang raja yang sangat sombong dan tamak. Raja itu mempunyai kerajaan yang sangat besar dengan seluruh rakyat yang selalu memuja raja tersebut dan menganggap raja itu sebagai Tuhan. Sewaktu itu islam belum dikenal dan disebarkan. Sang raja mempunya ahli sihir yang selalu membantu dirinya, namun si ahli sihir itu sudah semakin tua dan harus segera ada pengganti dirinya. Raja pun mencari seorang pemuda yang mau belajar dari si ahli sihir itu agar setelah itu ia dapat menggantikan si ahli sihir untuk bekerja kepada sang raja. Akhirnya dipilihlah seorang pemuda yang nantinya akan dijadikan pengganti si ahli sihir tersebut. Setiap hari sang pemuda datang ke istana untuk belajar kepada si ahli sihir tersebut. Hari berganti hari, sang pemuda semakin tekun menjalani ilmu yang diajarkan oleh si ahli sihir itu. Suatu ketika, dalam perjalanan menuju ke istana, si pemuda beristirahat sejenak di sebuah tempat tua. Di sana ternyata ada seorang pendeta. Pemuda pun berkenalan dengan pendeta tersebut. Walaupun baru saja saling kenal, sipemuda dan pendeta sudah terlihat sangat akrab. Pemuda sudah banyak belajar dari sang pendeta. Karena hal inilah, pemuda menjadi terlambat datang ke istana untuk berlatih dengan si ahli sihir. Tentu saja si ahli sihir marah, terlebih ketika pemuda mengulangi hal tersebut berkali-kali, terlambat setiap kali datang latihan. Setiap harinya, sebelum datang ke istana si pemuda selalu mampir ke tempat si pendeta. Di sana ia belajar banyak hal, yang satu pasti adalah si pendeta mengajarkan ia tentang ajaran tauhid. Ya, ajaran tentang peracya bahwa tuhan itu ada, Tuhan itu satu, Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia. Begitu besar kuasaNya.
Walaupun, si pemuda selalu terlambat dan selalu mendapat marah dari si ahli sihir itu karena datang terlambat setiap kali latihan, si pemuda tak mau menyerah. Ia tetap saja berguru apada si pendeta itu. Bahkan, dengan akal cerdiknya ia membuat alasan atas keterlambatan dia kepada si ahli sihir itu, hingga akhirnya si ahli sihir itu dapat memakluminya. Akhirnya, setiap harinya kini si pemuda belajar dari kedua orang yang berbeda dengan ajaran yang sangat berbeda pula. Setelah sekian lama ia belajar dari kedua orang guru, si pemuda kini sudah menjadi ahli sihir sekligus ia juga telah mendalami ajaran dari sang pendeta. Suatu ketika, ia dipanggil oleh raja. Raja sangat terbelalak dan sangat keget, ketika si pemuda di suruhnya menyembah sang raja, si pemuda menolak. Bahkan ia mejelaskan bahwa tak ada yang lebih kuasa dari Tuhan pencipta alam semesta. Si raja pun marah besar, ia menyuruh pengawalnya menyeret si pemuda ke suatu padang pasir dan dipasungnya pemuda itu hingga menjadi tontonan para penduduk. Si raja tak langsung membunuh si pemuda itu, di berinya waktu kepada pemuda itu untuk kembali berpikir yang akhirnya dapat kembali memuja si raja. Namun, berbekal kekuatan yang ia dapatkan dari si pendeta, si pemuda tetap bersikukuh untuk tidak mau menyembah sang raja. Bagi dirinya, yang wajib disemabh hanyalah Tuhan. Mendengar jawaban dari si pemuda yang tetap bersikukuh tidak mau menyembah dirinya sebgai raja, akhirnya sang raja menjatuhi hukuman mati kepada si pemuda tersebut. Si raja ingin kematian si penuda itu disaksikan oleh seluruh penduduk di negerinya. Maka dibawanya pemuda tadi ke suatu tanah lapang yang sangat luas dan dipenuhi oleh para penduduk negeri itu. Ketika itu, si pemuda hanya pasrah dan berdoa kepada Tuhan agar ditunjukkan jalan yang terbaik bagi dirinya. Saat si pemuda hendak dibunuh, ia berbicara kepada sang raja. “ raja, jika engkau ingin aku mati, kau bisa membunuhku dengan tanganmu sendiri,ketika engkau bunuh aku, ucapkanlah Demi Tuhan, pemuda yang ada di depanku ini akan mati “ si raja pun menyanggupinya, baginya si pemuda di depan dirinya ini harus segera mati. Maka, dengan disaksikan seluruh penduduk negeri itu sang raja dengan beucap Demi Tuhan, pemuda yang ada di depanku ini akan mati. Ketika itu pula Kuasa Tuhan bertindak, si pemuda saat itu juga mati. Penduduk yang menyaksikan hal itu seakan tak percaya, setelah melihat kejadian itu para penduduk menjadi berpikir bahwa sebenarnya yang berkuasa di dunia ini adalah Tuhan. Maka sejak saat itu, hampir semua penduduk tidak mau lagi menyembah kepada sang raja, dan mereka mulai belajar mengenai ajaran Tuhan.

Itulah slah satu contoh bagaimana kita harus bersabar dalam mencari ilmu. Layaknya si pemuda tadi, ia sangat sbar menjalani ilmu yang ia dapat, walaupun sebenarnya apa yang ia dapat adlah ilmu yang sangat bertentangan adanya. Tapi, semangat sang pemuda untuk mencari kebenaran selalu mendorongnya untuk tetap mencari ilmu. Hingga akhirnya ia menemukan kebenaran dari kedua ilmu yang ia dapatkan, bahkan di saat terakhir dalam hidupnya ia dapat menyampaikan ilmu itu dan membuktikan kepada seluruh penduduk di negeri itu tentang bagaimana ajaran yang benar dan hrus mereka mengerti. Subhanallah….
Semoga dapat selalu menjadi motivasi bagi kita dalam mencari ilmu,aamiin……..

Mentoring, sabtu, 26 Februari 2011

SABAR DALAM KENIKMATAN

Bismillahhirrahmanirrahim…
Kala itu langit mungkin sedang tak begitu berbaik hati. Pagi yang cerah tidak secerah biasanya. Langit lebih suka menampakkan mendung disertai rintik-rintik hujan. Walaupun seperti itu, tak mengubah semangat para satria ganesha untuk tetap beraktivitas di bumi ganesha tercinta. Begitu pula dengan kelompok majelis ini. Walaupun hari itu terhitung hari libur, ternyata semangat mereka yang selalu haus akan ilmu lebih besar daripada mereka habiskan untuk bersantai di rumah, subhanallah……
(semoga kita tetap istiqomah selalu,aamiin… ).
Memang benar, jika kita mengerjakan sesuatu karena ALLAH dan berada di jalan ALLAH, pastilah apa yang kita kerjakan akan bermanfaat bagi kita. Hal ini juga yang kurasakan bersama teman-temanku di kelompok mentoring ini. Mentoring selalu dapat memberiku pencerahan, pengingat untuk selalu bermuhasabah, dan jalan untuk lebih dekat mengenali Sang Kuasa. Seperti pertemuan sebelumnya, mentoring pagi itu dibuka dengan tilawah dan dilanjutkan materi. Materi kali itu adalah sebuah cerita bagaimana kita memaknai kesabaran dalam hidup kita.
Menurut kisah, pada zaman dahulu hiduplah tiga orang dengan keadaan fisik yang cacat. Masing-masing dari ketiga orang tadi duji oleh ALLAH melalui penyakit yang mereka derita dan tak kunjung sembuh. Orang pertama adalah si belang, dia mempunyai penyakit belang di sekujur tubuhnya. Warna kulitnya tak seindah seperti yang dimiliki orang lain pada umumnya. Warna kulitnya belang, sbagian seperti bekas terkena luka bakar. Karena hal inilah, si belang sering kali malu kepada dirinya sendiri. Orang kedua adalah si tuli. Sama halnya dengan si belang, si tuli ini juga sering kali malu kepada kondisi dirinya sendiri. Cacat fisik yang dimilikinya menjadikan dia merasa sangat berbeda dengan orang lain yang nrmal.
Orang ketiga adalah si buta. Tak jauh dari si belang dan si tuli. Si buta juga memiliki cacat fisik, dengan kondisi cacat fisik yang ia derita, ia tak mampu melihat ataupun menikmai keindahan ciptaan dari Sang Kuasa.
Suatu ketika, ALLAH memerintahkan malaikat untuk membantu ketiga orang tersebut.
Sang malaikat mendatangai si belang. Si belang pun ditanya 2 hal. Hal pertama ia ditanya apa yang paling ia inginkan di dunia ini. Si belang pun menjawab ia ingin kulitnya tidak lagi belang dan normal seperti orang lain pada umumnya. Saat itu pula atas kehendak ALLAH, kulit si belangpun tidak lagi menjadi belang dan normal seprti orang lain. Hal yang kedua malaikat menanyakan lagi, hal apakah yang paling si belang butuhkan sekarang, si belangpun menjawab seekor unta, dan ALLAH memberikannya seekor unta.
Setelah dari tempat si belang, malaikat mendatangi si tuli. Malaikat juga menanyakan hal yang sama pada si tuli. Hal pertama si tuli menginginkan dirinya dapat kembali mendengar sepertiorang lain pada umumnya dan ALLAH mengabulkannya. Hal kedua ketika ia ditanya perihal apakah yang sedang ia butuhkan sekrang, ia menjawab seekor sapi, ALLAH pun kembali mengabulkannya.
Terakhir malaikat mendatangi si buta. Sama halnya dengan si belang dan si tuli. Si buta juga ditanya perihal apa yang ia inginkan sekarang. Ia menjawab bahwa ia ingin bisa melihat, sehingga ia dpat menikmati keindahan dunia. ALLAH pun mengabulkan permintaan si buta. Hal kedua, si buta menjawab bahwa ia membutuhkan seekor kambing dan ALLAH pun memberikannya seekor kambing.
Hari bergani hari, tahun demi tahun sudah terlewatkan. Ketiga orang tadi kini sudah hidup dengan sukses, makmur dan kaya. Ternak yang diberikan ALLAH kepada mereka kini sudah betambah banyak. Si belang memiliki beratus-ratus unta, si tuli memiliki beratus-ratus sapi, dan si tuli memiliki beratus-ratus kambing. Kehidupan mereka sangat berbeda dengan kehidupan mereka yang dulu.
Suatu ketika ALLAH memerintahkan malaikat untuk mendatangi kembali mereka. ALLAH ingin mengetahui seberapa bersyukurlah mereka atas nikmat yang telah ALLAH berikan pada mereka.
Dengan menyamar menjadi seorang pengemis tua, malaikat mendatangi ketiganya.
Ketika sampai di rumah si belang, malikat dengan wujud pengemis tua tersebut meminta belas kasihan kepada si belang. Ia meminta diberikan sedikit unta yang dimiliki si belang. Dengan kasar si belang menolaknya. Kemudian si pengemis tua tadi bertanya, “bukankah kamu si belang yang dulu tidak mempunyai apa-apa dan hanya memiliki kulit yang jelek?” ditanya seperti itu si belangpun marah, ia tidak mau mengakui seperti apa dirinya dulu, bahkan ketika ditanya perihal dari mana ia mendapatkan harta yang berlimpah ruah seperti sekarang ini, ia juga tidak mau mengakui bahwa semua itu pemberian ALLAH.
Hal sama juga terjadi ketika malaikat dengan wujud pengemis tua mendatangi si tuli.
Namun, tidak seperti si buta, ketika malaikat mendatangi rumahnya si buta menyambutnya dengan baik. Ketika pengemis tua meminta sedikit rezeki yang si buta miliiki, ia tanpa piker panjang langsung memberikannya kepada pengemis tua itu. Pengemis tua pun bertnya, “mengapa kamu mau memberikan rezekimu padaku?” si buta pun menjawab, “sesungguhnya itu bukanlah hartaku, itu hanyalah harta titipan dari ALLAH.”
Saat itu pula, kekuasaan ALLAH menjawab. Si tuli dan si belang karena ketamakan yang mereka miliki, ALLAH membinasakan keduanya. Namun tidak bagi si buta, ALLAH semakin menambah rezeki si buta, karena kedermawanannya yang ia miliki.

Itulah suatu cerita yang menggambarkan bagaimana kita harus bersabar dalam kenikmatan.
Bersabar tak hanya kita butuhkan ketika kita mendapat ujian dari ALLAH. Tapi, ketika kita mendapatkan kenikmatan dari ALLAH pun, kita harus bersabar. Brsabar bagaimana kita mengendalikan nafsu kita agar kita tak selalu menuruti nafsu belaka. Selalu bersykur atas pemberian ALLAH dan tak sombong sedikitpun dari apa yang kita punya adalah salah satu cara bagaimana kita bersabar dalam nikmat.

KKEEP ISTIQOMAH!!! Aamiin… ^^

Semarang, 26 februari 2011

Laman

Cari Blog Ini